TEMPO.CO, Kuta - Berbagai persiapan untuk atlet lompat jauh asal Bali, Maria Natalia Londa, terus dimatangkan oleh pelatihnya, I Ketut Pageh, menjelang Olimpiade di Rio de Janeiro pada Agustus 2016. Tak hanya latihan fisik dan teknik, Pageh juga mengagendakan meditasi dalam program latihan Maria.
"Saya siapkan jadwal rutin untuk meditasi setiap Sabtu sore setelah latihan legs raising, hell raising, step up with box, body raising, box jump pada pagi hari," kata Pageh saat ditemui Tempo di rumahnya setelah mendampingi Maria latihan angkat beban di Kuta, Senin, 29 Mei 2016.
Pageh menjelaskan, latihan meditasi yang diterapkan untuk Maria cukup 30 menit sesuai dengan hasil konsultasi bersama psikolog yang membidangi yoga dan meditasi. "Meditasi saya terapkan untuk Maria karena tingkat emosionalnya kadang tidak terkontrol," ujarnya. "Ini juga untuk membentuk mentalnya supaya kalau kalah enggak stres."
Menurut dia, program meditasi sangat bagus untuk melatih tingkat fokus atlet asuhannya itu agar lebih tenang ketika bertanding. "Pikiran Maria bisa diarahkan lebih positif," tuturnya. Selain itu, ujar Pageh, meditasi melatih pernapasan yang berguna sebagai penyembuhan sekaligus memberikan efek relaksasi bagi fisik Maria.
Pageh berujar, latihan meditasi ini juga bisa berpengaruh pada lompatan Maria nantinya. "Maria bisa lebih tenang dan enjoy menikmati pertandingan tanpa beban," tuturnya.
Maria mengatakan sesi meditasi dalam program latihan menjelang Olimpiade Rio de Janeiro sangat mendukung latihan fisik dan teknik. "Saya cocok dengan program itu (meditasi), jadi ada waktu satu hari menenangkan diri untuk merasakan dan berkomunikasi atas apa yang terjadi pada badan saya," ucapnya.
Menurut Maria, meditasi bisa menyeimbangkan kekuatan otot dan pikiran setelah enam hari rutin menjalani latihan fisik dan teknik. "Ini penting sekali dalam sehari flash back membayar latihan tubuh saya sekaligus memperbaiki fokus biar enggak cuma berpikir capeknya latihan."
BRAM SETIAWAN