TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti belum bisa memastikan identitas puluhan anak yang muncul di video yang diunggah beberapa waktu lalu oleh kelompok Islamic State of Irak and Syria (ISIS) merupakan anak Indonesia atau bukan.
Menurut Badrodin, anak-anak tersebut diperkirakan gabungan dari anak-anak di wilayah Asia, seperti Filipina, Malaysia, dan lainnya. Dari rekaman video, anak-anak yang diperkirakan berumur 8-14 tahun itu berkulit cokelat dan berwajah melayu.
"Kami tidak bisa menjelaskan bahwa itu anak Indonesia 100 persen, karena bisa saja anak-anak itu gabungan. Soalnya biasanya yang serumpun dijadikan satu di sana," katanya di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin, 23 Mei 2016.
Pada 17 Mei 2016, kelompok militan ISIS merilis video yang berisi anak-anak yang sedang latihan menembak. Video tersebut juga memperlihatkan mereka membakar tumpukan buku paspor, dan paling banyak terlihat paspor berwarna hijau dan berlogo garuda, paspor khusus Indonesia.
Badrodin berujar pihaknya belum bisa mengidentifikasi lebih detail untuk memastikan identitas anak-anak tersebut. Hal itu terjadi karena adanya kesulitan akses untuk menjangkau keberadaan mereka. "Identifikasinya susah. Kami kan tidak bisa masuk ke sana," ucapnya.
ABDUL AZIS