TEMPO.CO, Badung - Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie mengatakan tidak pernah memberi instruksi atau arahan kepada Ade Komarudin agar mundur dalam pencalonan ketua umum. "Itu kesadaran dari Pak Akom—sapaan Ade Komarudin—sebagai bentuk persahabatan," katanya di Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa, 17 Mei 2016.
Akom menyatakan mundur dari pencalonan ketua umum setelah pemungutan suara putaran pertama digelar. Padahal ia, yang mendapat suara 173 dan Setya Novanto yang memperoleh 277 suara, lolos ke putaran kedua pemilihan Ketua Umum Golkar periode 2016-2019. Keputusan itu membuat Setya secara aklamasi menggantikan posisi Aburizal Bakrie.
Akom menuturkan keputusan tersebut diambil setelah berkonsultasi dengan tim suksesnya dan Aburizal Bakrie. "Usia saya masih muda, baru 50-an tahun, pak Setya sudah 60, masih ada kesempatan saya di masa mendatang," ujarnya saat memutuskan mundur. Ia menambahkan, keputusannya itu juga diambil untuk menjaga proses rekonsiliatif yang tengah dibangun Golkar.
Ical menuturkan, saat diputuskan adanya putaran kedua pemilihan ketua umum, Akom mendatanginya. "Pak Akom yang ngomong, saya hanya bilang, bagus!" tuturnya.
Tim sukses Ade Komarudin, Firman Soebagio, menambahkan, telah dipastikan lolos maju putaran kedua, Akom memang berkonsultasi dengan para calon lain dan Ical. "Kami putuskan mundur demi kemajuan Golkar," ucapnya saat dihubungi Tempo.
AHMAD FAIZ