TEMPO.CO, Manado - Charlos Barahama dan Sopitje Salmburung serta Sam Barahama, orang tua serta kakak kandung Peter Townsen Barahama, kapten kapal tugboat Brahma 12, Selasa siang, 3 Mei 2016, bertolak ke Jakarta. Mereka akan bertemu dengan Peter untuk pertama kalinya setelah ia dibebaskan dari penyanderaan kelompok militan Abu Sayyaf.
Keluarga Peter menumpang pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 0749 dari Bandara Sam Ratulangi dengan jadwal penerbangan pukul 12.20 Wita. "Untuk orang tua, perusahaan yang tanggung, kalau saya, biaya sendiri," kata Sam Barahama, kakak Peter, saat ditemui di pintu masuk bandara, Selasa.
Sam mengatakan keluarga sangat ingin bertemu dengan Peter. Apalagi Peter mengalami masa sulit selama lima pekan ditawan.
Sopitje Salemburung, ibu Peter, mengaku mengabaikan rasa lelahnya karena harus menempuh perjalanan dari Kabupaten Sangihe ke Kota Manado dan kini ke Jakarta. Hal ini dilakukan demi melihat anak bungsunya.
Saat memperoleh kabar bahwa Peter dibebaskan, Sopitje berada Sangihe. Keesokan harinya, ia langsung menuju Manado untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. "Biar saja saya lelah, yang penting bisa bertemu dengan anak saya," tutur Sopitje.
Charlos Barahama menambahkan, seusai bertemu dengan Peter di Jakarta, mereka berencana ke Batam untuk bertemu dengan anak mereka lainnya, yang juga berprofesi sebagai kapten kapal.
ISA ANSHAR JUSUF