TEMPO.CO, Padang - Asmizar, ibu Wendi Rakhadian, awak kapal Brahma 12 yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf, tampak duduk di depan televisi pada Senin, 2 Mei 2016. Perempuan berumur 53 tahun itu masih menyaksikan perkembangan proses pembebasan anaknya.
Ia belum puas dengan informasi pembebasan anak sulungnya. Sebab, ia belum bisa berhubungan dan bertemu dengan anaknya.
"Sudah mulai lega. Tapi belum puas, (karena) belum mendengar suara dia dan belum bertemu," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Jalan M. Hatta, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat.
Sepuluh warga Indonesia yang disandera selama lebih dari sebulan oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina telah dibebaskan, kemarin.
Asmizar mengetahui berita tentang pembebasan anaknya melalui suaminya, yang dihubungi pihak PT Patria Maritim, operator kapal Brahma 12, Ahad sore. Ia mulai yakin setelah menyaksikan video anaknya di salah satu televisi swasta.
Sejak pagi, Asmizar dan keluarganya kembali menonton televisi di rumahnya. Dia ingin mengetahui perkembangan informasi tentang pembebeasan anaknya.
Ayah Wendi, Aidil, tidak ikut menjemput anaknya ke Jakarta. Ia diwakili saudara Wendi yang berada di Jakarta. "Tapi, hingga siang ini, keluarga kami yang berada di Jakarta belum bisa bertemu dengan Wendi. Kami pun belum bisa bicara dengan dia," ujarnya, Senin.
Ia berharap, pemerintah segera memulangkan anaknya ke Padang agar keluarga lega karena bertemu langsung dengan Wendi. Apalagi, kata dia, dari layar televisi, anaknya terlihat kurus dan rambutnya panjang. Matanya cekung, seperti kurang tidur.
ANDRI EL FARUQI