TEMPO.CO, Bangkalan - Enam halte senilai Rp 1,4 miliar yang dibuat Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada 2015 tidak terawat. Salah satunya terletak di Jalan Raya Tunjung, Kecamatan Burneh. Lantai halte berbentuk tabung dengan kombinasi warga merah, kuning, dan biru itu kotor oleh lumpur kering. Kaca dan seluruh dinding halte kusam berdebu.
Dua saluran air di bagian belakang dan depan halte juga dipenuhi sampah plastik, mulai bungkus rokok, makanan ringan, hingga botol air mineral. Begitu pula pagar di sisi kanan dan kiri halte yang dijalari rumput liar. Anak tangga halte pun penuh lumut.
Belum lagi baut-baut penyangga halte yang telah berkarat. Meteran listrik untuk lampu penerangan dalam halte hanya dibaut begitu saja di dinding tanpa pengaman. "Gampang dicuri orang," kata Sugeng, warga sekitar halte Tunjung, Kamis, 28 April 2016.
Sugeng menilai pembangunan halte tersebut mubazir karena tak kunjung digunakan, apalagi setelah selesai dibangun tidak dirawat. "Kalau siang, haltenya pengap. Tempat duduknya tidak enak," ucapnya.
Tempat duduk di dalam halte hanya terdiri atas dua potongan besi yang dipasang sejajar. Pemerintah Kabupaten Bangkalan membangun enam halte pada September 2015. Anggarannya fantastis, yakni mencapai Rp 1,4 miliar atau Rp 300 juta per halte.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Bangkalan Saleh Farhat menuturkan anggaran pembuatan halte tersebut terlalu besar. "Kalau cuma seperti itu, Rp 30 juta cukup," katanya.
Halte itu dibangun untuk mendukung pengoperasian sepuluh bus Transbangkalan bantuan dari Kementerian Perhubungan. Halte dibangun di enam titik, yaitu Tunjung, Embong Miring, depan Pasar Ki Lemah Duwur, depan kantor Pemkab Bangkalan, depan Rumah Sakit Umum Daerah Syamrabu, dan alun-alun Kota Bangkalan. Semua halte kondisinya tidak terawat.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Bangkalan Zaenal Arifin tidak merespons permohonan konfirmasi yang disampaikan melalui panggilan telepon dan pesan pendek.
Selain halte yang tak terawat, pengoperasian bus Transbangkalan hingga kini belum pasti. Sepuluh bus tersebut hingga ini dibiarkan terparkir di gudang belakang kantor Dinas Perhubungan. "Bus itu belum bisa dioperasikan karena surat-suratnya belum ada, masih ada di Kementerian," ujar Sekretaris Daerah Bangkalan Edy Moeljono.
MUSTHOFA BISRI