TEMPO.CO, Blitar – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menyiagakan peralatan berat di Kecamatan Selorejo atau akses utama menuju Kabupaten Malang, Jumat, 15 April 2015. Jalur tersebut terancam putus setelah sebuah tebing yang ditumbuhi rumpun bambu longsor pada Kamis malam kemarin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Blitar Heru Irawan mengatakan jalur utama Malang-Blitar itu mendapat perhatian khusus setelah tebing tersebut longsor. Hujan deras yang mengguyur pada Kamis malam kemarin mengambleskan tanah. “Tadi malam sempat longsor, tapi tidak sampai melumpuhkan jalan,” ucap Heru.
Tebing bambu yang berada di samping ruas jalan, menurut Heru, mendadak ambrol setelah tak kuat menahan gerusan air. Tekstur tanah yang tergolong liat, ujar dia, memang rawan longsor ketika diguyur hujan cukup lama. Akibatnya, sebagian tebing melorot, sehingga rumpun bambu berserakan di badan jalan.
Pemilik lahan dibantu warga segera menyingkirkan material longsoran untuk mencegah arus lalu lintas macet. Tumpukan tanah liat di tepi jalan sedikit demi sedikit disisihkan. "Tidak ada gangguan lalu lintas di jalur yang longsor tersebut," tutur Heru.
Untuk mengantisipasi longsor susulan, Heru menempatkan petugas dan alat berat di lokasi. Setelah longsor pertama, Heru memperkirakan tebing tersebut kian rapuh, sehingga bakal longsor lagi bila hujan lebat turun kembali. “Kalau hujan deras lagi, dipastikan terjadi longsor yang lebih besar,” katanya.
Pemerintah juga meminta warga yang memiliki area tanaman bambu di sepanjang jalan bertanggung jawab atas kondisi lahannya. Mereka diminta bersiaga jika hujan turun lagi serta diperintahkan melapor kepada petugas jika melihat tanda-tanda longsor.
Angga Gunawan, pengendara mobil yang melintasi lokasi longsor, membenarkan bahwa arus lalu lintas masih lancar. Warga Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar ini hanya melihat bekas reruntuhan tanah yang tidak sampai mengganggu arus lalu lintas. “Tidak ada kemacetan sama sekali,” ujarnya.
HARI TRI WASONO