Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bibit Radikalisme dan Terorisme Tumbuh Subur di Yogya?  

image-gnews
Warga berhamburan setelah terjadi tembakan oleh teroris terhadap anggota kepolisian pada serangan di kawasan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Dok CCTV Pemprov DKI
Warga berhamburan setelah terjadi tembakan oleh teroris terhadap anggota kepolisian pada serangan di kawasan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Dok CCTV Pemprov DKI
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Muhaimin, menilai Yogyakarta merupakan lokasi subur bagi penyebaran paham radikalisme yang menjurus ke aksi terorisme. Selain itu sikap permisif warga Yogyakarta juga menjadi salah satu hal yang bisa membuka jalan bagi penyebar paham aliran keras untuk menyebarkan ajarannya.

"Sejarahnya panjang sejak zaman Presiden Soeharto. Di kampus-kampus mahasiswa dioperasi akhirnya membuat klaster-klaster diskusi pendidikan nilai dasar Islam, ada Usroh, berkembang lagi ada Komando Jihad, itu sebetulnya sebuah polarisasi persoalan-persoalan politik yang kemudian menjadi perlawanan kekerasan baik wacana maupun fisik," kata Muhaimin, Jumat, 25 Maret 2016.

Muhaimin melanjutkan, di Yogyakarta yang merupakan kota pelajar, justru tumbuh organisasi-organisasi yang menjurus ke gerakan radikal, yang ujungnya melakukan aksi teror.

Belakangan, dalam pemberantasan terorisme, aparat keamanan masih melakukan tindakan pendekatan keamanan, bukan pendekatan yang bisa mencegah tindakan terorisme. "Dengan adanya rencana perubahan undang-undang terorisme, justru anggaran ditambah. Mindset-nya masih security approach, persoalan ideologi tidak selesai dengan pendekatan ini. Harusnya ada pendekatan yang lebih komprehensif," kata dia.

Sedangkan dari sisi pemberitaan aksi terorisme melalui media massa masih dinilai banyak yang kurang pas. Masih banyak berita yang memuat opini penulis atau medianya.

Willy Pramudya dari Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menilai, pemberitaan aksi terorisme banyak yang  belum sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Datanya tidak akurat,  pemberitaan yang hanya  menonjolkan dramatisasi serta jauh dari hal mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat. "Banyak yang masih menggunakan opini," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Media massa, kata dia, malah ikut menyebarkan teror atau ketakutan jika tidak cerdas menyajikan berita. Mereka bisa menimbulkan kepanikan pemirsa atau pembaca berita.

Ketua Dewan Pers Yoseph Stanley Adi Prasetyo dalam acara "Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa dalam Meliput Isu Terorisme", Kamis, 24 Maret 2016 menyatakan, meskipun terduga terorisnya sudah tewas, namun justru pesannya disampaikan melalui hasil liputan media massa. "Ini justru menimbulkan kepanikan masyarakat," kata dia.

Ia mencontohkan, aksi terorisme di kawasan Thamrin dan Sarinah Jakarta beberapa waktu lalu. Media massa saling berlomba memberitakan dengan cepat. Namun informasi yang didapat dan disampaikan justru masih simpang siur dan kurang akurat karena tanpa konfirmasi dan verifikasi yang benar.

"Kalau di luar negeri justru yang di kantor itu yang muda-muda. Yang di lapangan justru yang sudah senior dan mempunyai jam liputan sangat tinggi," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

4 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

8 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

19 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

23 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

43 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

49 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

51 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

56 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

58 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.