TEMPO.CO, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menjadi provinsi dengan jumlah sekolah penyelenggara Ujian Nasional Computer Based Test (UN CBT) terbanyak di Indonesia pada tahun ini. Tak tanggung-tanggung, jumlah sekolah penyelenggara UN CBT di DIY melonjak dari hanya 37 pada 2015 menjadi ratusan pada 2016.
Ratusan sekolah itu juga mendaftar dengan suka rela sebagai penyelenggara UN CBT di DIY. "Banyak sekolah tertarik dengan sistem UN CBT, selain itu juga sudah siap dengan fasilitasnya," kata Kepala Bidang Perencanaan dan Standardisasi, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Suraya, Jumat, 11 Maret 2016.
Baca Juga:
Suraya mencatat, pada tahun ini, terdapat 119 SMK di DIY yang siap menggelar UN CBT. Jumlah itu melebihi separuh dari seluruh SMK di DIY yang sebanyak 218 sekolah. "Jadi, ada 20.487 siswa SMK yang akan mengikuti UN CBT," kata Suraya.
Selain itu, dari 222 SMA di DIY, terdapat 44 sekolah yang akan menggelar ujian berbasis komputer ini. Jumlah siswa peserta UN di 44 SMA tersebut mencapai 7.969 pelajar.
Suraya menambahkan 18 SMP juga mendaftar menjadi penyelenggara UN CBT di DIY. Sebagian kecil sekolah dari 549 SMP di DIY itu memiliki siswa peserta UN sebanyak 2.942.
Menurut Suraya, semua sekolah penyelenggara UN CBT di DIY tersebut telah memenuhi persyaratan. Sekolah-sekolah itu memiliki perangkat komputer sebanyak sepertiga atau lebih dari jumlah siswa peserta UN. "Agar bisa ada tiga jadwal ujian untuk satu mata pelajaran dalam sehari (dengan jenis soal beragam)," kata Suraya.
Selain itu, setiap sekolah tersebut juga telah memiliki beberapa tenaga teknis yang akan mempersiapkan fasilitas komputer untuk ujian. Jaringan internet juga sudah tersambung ke masing-masing sekolah. "Semua tenaga teknis UN CBT sudah kami latih," kata Suraya.
Dia mengimbuhkan UN CBT menarik perhatian ratusan sekolah di DIY karena lebih murah dari segi biaya. Para siswa juga mampu lebih cepat mengerjakan soal ujian karena tidak terlalu sibuk menghitamkan pilihan jawaban dengan pensil. "Tak ada lagi biaya cetak kertas, tenaga keamanan dan nilai siswa berpeluang membaik," ujar Suraya.
Kepala SMKN 3 Kasihan Bantul, Rakhmat Supriyono, membenarkan banyak sekolah tertarik dengan UN CBT karena faktor efisien. "Siswa senang dengan UN CBT, soalnya hanya butuh menjawab dengan klik (mouse)," kata Rakhmat.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM