TEMPO.CO, Pangkal Pinang - Keramaian masyarakat dalam rangkaian menyaksikan gerhana matahari total dimanfaatkan sejumlah tokoh yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bangka Belitung pada 2017 mendatang. Mereka berkampanye melalui baliho dan spanduk yang dipasangnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, di sepanjang tepian jalan dari Kota Pangkalpinang menuju Pantai Desa Terentang, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, dipenuhi baliho dan spanduk para kandidat gubernur. Pantai Desa Terentang merupakan salah satu lokasi strategis menyaksikan gerhana matahari total.
Tokoh yang memasang baliho dan spanduk, antara lain calon petahana Rustam Effendi yang saat ini menjabat Gubernur Bangka Belitung, Suharso Suroso (adik kandung Eko Maulana Ali, mantan Gubernur Bangka Belitung), Yusron Ihza (adik kandung Yusril Ihza Mahendra), Basuri Tjahaja Purnama (adik kandung Ahok, Gubernur DKI Jakarta) dan Erzaldi Rosman Johan yang kini menjabat Bupati Bangka Tengah.
Pada baliho dan spanduk tidak hanya terpampang wajah para kandidat. Berbagai macam tulisan, seperti penyampaian pesan layanan masyarakat, ucapan selamat menyaksikan gerhana matahari total serta pesan-pesan bernuansa politik lainnya.
Baliho dan spanduk yang mengganggu pemandangan itu membuat masyarakat risih dan mencibirnya. Salah seorang warga Bangka Tengah, Irwan, mengatakan sangat tidak tepat para kandidat itu memanfaatkan mementum gerhana matahari total untuk kepentingan politiknya. “Masyarakat tentu menginginkan suasana yang tenang agar bisa menyaksikan gerhana matahari,” katanya kepada Tempo, Selasa, 8 Maret 2015.
Menurut Irwan, tidaklah elok para kandidat itu memanfaatkan masyarakat yang ingin menikmati fenomena sejarah itu untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas. Gerhana matahari total adalah kejadian langka yang baru bisa disaksikan lagi ratusan tahun mendatang. “Menurut saya tidak tepat. Saya risih meski di antara calon tersebut ada yang saya sukai," ujarnya.
Irwan mengatakan, saat ini berbagai acara berlangsung sebelum terjadi gerhana matahari total Rabu, 9 Maret 2016. Di antaranya festival kesenian dan budaya. Itu sebabnya ia meminta para kandidat tidak mengganggu suasana agar masyarakat bisa dengan tenang menyaksikan gerhana matahari total serta rangkaian acara sebelumnya. “Beberapa hari setelah gerhana matahari total, silahkan mereka bertemu langsung dengan masyakat untuk menyampaikan visi misinya,” ucapnya.
Salah seorang warga Merawang, Kabupaten Bangka, Ratih, juga mengaku risih dan kecewa dengan maraknya baliho dan spanduk para calon Gubernur itu. "Saya dan keluarga datang jauh-jauh untuk menyaksikan fenomena gerhana matahari total,” tuturnya.
Ratih dan keluarganya ingin berkemah agar bisa menyaksikan gerhana matahari total. Namun ia merasa terganggu oleh banyaknya baliho dan spanduk para kandidat itu. “Kemeriahan masyarakat dimanfaatkan oleh segelintir orang dan para pendukungnya untuk kepentingan mereka sendiri," katanya dengan nada ketus.
Ratih justru menginginkan yang dipasang di sepanjang jalan menuju lokasi menyaksikan gerhana matahari total adalah spanduk yang berisi penjelasan tentang fenomena alam yang bersejarah itu. “Masyarakat lebih memerlukan penjelasan tentang gerhana matahari total daripada gambar para tokoh itu,” ujar dia.
Ratih mengisahkan, saat masih kecil, masyarakat disuruh menutup seluruh pintu dan jendela rumah saat terjadi gerhana matahari. Bahkan disuruh bersembungi di dalam kamar. “Dulu saya belum paham, sehingga saat ini diperlukan penjelasan yang lengkap.”
SERVIO MARANDA