TEMPO.CO, Bangkalan - Musim hujan tak hanya rawan banjir, tapi juga rawan pencurian kendaraan bermotor. Setidaknya ini terbukti di Bangkalan, Jawa Timur.
Pencurian sepeda motor dialami Alfarobi, 16 tahun, siswa Sekolah Menengah Kejuruan 2 Kabupaten Sampang. Dia yang sedang menjalani magang di Bangkalan kehilangan sepeda motornya gara-gara hujan yang turun pada Jumat dinihari, 26 Februari 2016.
Hujan deras malam itu membuat Alfarobi yang kos di Jalan Kelud, Kelurahan Mlajah, Kota Bangkalan, tidur sangat lelap. Suara hujan juga diduga membuat suara gaduh pencuri, saat membongkar gembok pagar, menggeser pintu besi, hingga membobol kunci setang sepeda motornya lantas kabur, sama sekali tak didengar Alfarobi.
"Pukul 05.00, saya bangun, motor sudah tidak ada," kata Alfarobi sedih, Jumat, 26 Februari 2016.
Menurut Alfarobi, maling yang mengambil sepeda motornya bekerja sangat rapi. Tidak ada bekas pencurian apa pun yang tertinggal. Pada pintu pagar, misalnya, tidak tampak bekas congkelan apa pun. "Saya yakin malingnya beraksi pas hujan turun. Sebab, waktu buka pagar, tidak ada yang dengar, padahal di sini banyak yang kos," ujarnya.
Alfarobi juga mengaku heran kenapa sepeda motor Beat bernomor polisi M-2183-HF miliknya yang diambil. Padahal malam itu ada beberapa sepeda motor lain. "Sebelum tidur, memang ada orang jalan kaki mondar-mandir di depan sini, mungkin dia pencurinya," tuturnya.
Sekitar pukul 06.30, Jumat, sejumlah anggota Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bangkalan datang memeriksa tempat kejadian. Namun polisi menolak memberikan keterangan terkait dengan pencurian tersebut. "Keterangan tunggu korban lapor resmi ke Polres dulu," ucap Kepala Unit Pidana Umum Satreskrim Polres Bangkalan Aiptu Syamsuri.
Menurut catatan Tempo, sepeda motor merek Honda Beat paling rawan pencurian di Bangkalan. Jalan raya Kampung Sak-sak, Kelurahan Kraton, Kota Bangkalan, merupakan daerah paling rawan pencurian sepeda motor Honda Beat.
"Di sini pernah sebulan empat sepeda motor hilang, Honda Beat semua," kata Ruslan, montir di salah satu bengkel di Kampung Sak-sak, beberapa waktu lalu.
MUSTHOFA BISRI