TEMPO.CO, Boyolali - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta Kementerian Sosial memulangkan warga bekas pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Provinsi Sumatera Utara yang sudah lebih dari sebulan ditampung di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali.
"Bukan berarti Jawa Tengah mengambil alih peran, tapi membantu mengupayakan jalan keluar," kata Kepala Subbidang Pemilu, Pendidikan, dan Budaya-Politik Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Jawa Tengah, Haerudin, Jumat, 26 Februari 2016.
Dari 388 eks Gafatar yang masih ditampung di Asrama Haji Donohudan, 302 orang di antaranya bertujuan pulang ke Sumatera Utara. Informasi yang dihimpun dari Posko Asrama Haji Donohudan pada pekan lalu, Sumatera Utara diperkirakan akan menjemput 302 eks Gafatar pada pekan ini. Barang bawaan para eks Gafatar itu sudah lebih dulu diangkut ke Sumatera Utara menggunakan truk.
Namun Haerudin mengatakan Sumatera Utara masih menunggu persetujuan Menteri Dalam Negeri guna proses pencairan dana tak terduga. "Padahal, kalau dana tak terduganya dari provinsi, biasanya cukup persetujuan dari gubernur. Mungkin itu demi kehati-hatian," ujar Haerudin.
Ihwal berapa biaya yang dibutuhkan untuk memulangkan 302 eks Gafatar dari Asrama Haji Donohudan ke Sumatera Utara, Haerudin belum bisa memastikan. "Bantuan dari kementerian bukan dalam bentuk uang, jadi misalnya langsung dipinjamkan berapa pesawat dan lain-lain," tutur Haerudin.
Berkaitan dengan panjangnya proses pembahasan anggaran di Kementerian Sosial, Haerudin menambahkan, hingga kini belum diperoleh kepastian kapan rencana pemulangan 302 eks Gafatar ke Sumatera Utara. Selama menunggu jawaban dari Kementerian Sosial, sesuai pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, para eks Gafatar akan tetap ditampung dan dipelihara di Asrama Haji Donohudan.
Seorang eks Gafatar asal Kota Medan, Sutrisno, 41 tahun, berharap pemerintah segera memulangkan dia dan eks Gafatar lainnya ke Sumatera Utara. "Uang saku dari hasil menjual barang di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sudah habis untuk belanja kebutuhan sehari-hari di sini," ucap Sutrisno.
Sutrisno juga sudah jenuh tinggal di Asrama Haji Donohudan karena sama sekali tidak ada kegiatan. "Bosan, tiap hari cuma menganggur. Kami inginnya segera pulang dan mencari pekerjaan," kata ayah dua anak itu.
DINDA LEO LISTY