TEMPO.CO, Yogyakarta - Para penentang dan pendukung lesbian, gay, biseks, dan transgender (LGBT) di Yogyakarta sama-sama berdemonstrasi, Selasa, 23 Februari 2016. Para penentang dari Forum Umat Islam yang akan berunjuk rasa di titik 0 justru mendatangi lokasi yang digelar massa pro LGBT di Tugu Pal Putih.
Puluhan pendukung LGBT dari Solidaritas Perjuangan Demokrasi (SPD) justru dilarang ratusan anggota Kepolisian Resor Kota Yogyakarta menuju lokasi. Karena dikhawatirkan terjadi kericuhan antara pendukung dan penolak. Mereka tertahan di lokasi parkir Mc Donald di timur jembatan Gondolayu.
Lokasi itu berjarak 150 meter dari Tugu. Sempat terjadi keributan saling dorong antara masa dengan polisi. "Selain tak ada izin aksi, juga agar tidak bentrok dan menjaga kondusivitas keamanan," kata Komisaris Besar Prihartono Eling Lelakon, Kepala Polres Kota Yogyakarta, Selasa, 23 Februari 2016.
Forum Umat Islam jelas menolak gerakan yang mendukung LGBT. Karena LGBT dinilai menjadi penyakit masyarakat dan membahayakan generasi mendatang. Karena mereka jelas secara agama keluar dari jalur. Sedangkan para pendukung gerakan LGBT menyuarakan kebebasan demokrasi di Yogyakarta.
Para demonstran pro-LGBT juga menyatakan dukungan perlindungan terhadap hak-hak LGBT. "Mereka sengaja melakukan aksi saat kami menolak dengan aksi," kata salah satu koordinator aksi dari Forum Umat Islam, Fuad Andreago.
Di sisi lain, menurut koordinator SPD, Ahmad menyatakan, kelompok LGBT saat ini warga tertindas. Mereka juga tersudutkan oleh media dan para penentang LGBT. "Hak sebagai warga negaranya ditindas akibat siar kebencian dan tindakan represif yang terorganisir," kata dia.
MUH SYAIFULLAH