TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Vatikan Antonius Agus Sriyono mengatakan akan mengutamakan diplomasi budaya dan politik dalam misi diplomatiknya. Ia pun akan meneruskan program duta besar pendahulunya dalam memperkuat hubungan Vatikan - Indonesia.
"Misi yang pertama berfokus pada cultural diplomacy (diplomasi budaya). Vatikan mengenal Indoensia sebagai mayoritas Muslim tetapi sekarang dikenal sebagai empowering moderates, artinya mengupayakan kelompok tengah yang mau merawat kebangsaan," kata Agus Sriyono dalam kunjungannya ke kantor redaksi Tempo, Kamis, 4 Februari 2016.
Misi kedua, Agus Sriyono melanjutkan, adalah diplomasi politik. Vatikan dan Indonesia memiliki kesamaan sikap dalam penyelesaian masalah Palestina, yakni two states solution. Meski Vatikan sebagai tahta tertinggi umat Katolik sedunia dan Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim, namun keduanya memilliki pandangan yang sama dalam mendorong penyelesaian Palestina.
Program Interfaith Dialogue yang menjadi program Duta Besar pendahulunya, Budiarman Bahar, akan diteruskan oleh Agus Sriyono. “Yang sudah dicapai dalam Interfaith Dialogue dengan mengundang beberapa tokoh agama, akan dikembangkan," ujarnya.
Agus Sriyono berencana akan mengembangkan Interfaith Dialogue dengan mengundang kelompok yang dianggap ekstrimis di Indonesia untuk berdialog, meski ia mengakui tidak mudah diwujudkan.
“Saya akan coba ke sana. Itu tidak mudah, bahkan untuk mengajak saja mungkin belum mau datang. Tapi saya yakin dalam hidup ada middle way (jalan tengah),” kata Agus Sriyono .
Selain itu, Agus Sriyono juga akan mempertunjukkan tari Saman asal Aceh di Vatikan jika Presiden Joko Widodo memenuhi undangan untuk berkunjung ke sana. Ia mengaku terkesan dengan tarian itu. “Saya melihat tari Saman yang begitu indah. Jika presiden nanti datang (ke Vatikan), tarian yang ingin saya sajikan adalah tari Saman. Ini akan saya teruskan,” kata dia.
Sebelumnya, Vatikan mengundang resmi Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Vatikan. Namun Jokowi belum memberikan jawaban resmi tentang kepastian berkunjung ke Vatikan.
ARKHELAUS W
Catatan Koreksi: Pada Kamis 4 Februari 2016 pukul 20.20, naskah ini diubah pada paragraf kedua terkait kutipan narasumber yang kurang akurat.