TEMPO.CO, Serang - Penyebaran penyakit demam berdarah (DBD) di Provinsi Banten kian mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten, selama kurun Januari 2016, 25 orang dari 785 orang penderita DBD meninggal dunia.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Banten M. Yanuar, kasus DBD paling banyak terjadi di Kabupaten Tangerang dengan 270 kasus, dan korban meninggal 13 kasus. Tertinggi kedua, Kabupaten Pandeglang sebanyak 224 kasus, lima di antaranya meninggal. ”Atas kejadian tersebut Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah menyatakan DBD sebagai kejadian luar biasa atau KLB. Kemungkinan Pandeglang juga akan menerapkan status KLB,” kata Yanuar saat dihubungi, Rabu, 3 Februari 2016.
Daerah lainnya, yaitu Kota Tangerang Selatan sebanyak 100 kasus dengan dua orang meninggal dan Kabupaten Serang sebanyak 50 kasus dengan tiga orang meninggal. Selanjutnya, Kota Serang sebanyak 44 kasus dengan 1 orang meninggal, serta Kota Cilegon sebanyak 30 kasus dengan dua orang meninggal. ”Kabupaten Lebak 35 kasus dan Kota Tangerang 32 kasus. Tapi, alhamdulillah, di dua daerah ini tidak ada laporan korban akibat DBD,” ujarnya.
Menurut dia, Dinas Kesehatan Banten berkoordinasi dengan seluruh kabupaten/kota mengantisipasi dan menekan angka korban akibat DBD. Bahkan, kata Yanuar, pihaknya mengirimkan surat edaran tentang kesiapsiagaan menghadapi KLB DBD. ”Tim dari dinas kesehatan juga sudah turun ke lapangan untuk mendistribusikan logistik, seperti insektisida, larvasida, dan sejumlah alat penunjang lainnya,” katanya.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Banten Didin Aliyudin mengatakan bahwa secara keseluruhan Dinas Kesehatan Banten mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,650 miliar untuk pemberantasan penyakit menular, termasuk DBD. ”Itu pos anggarannya untuk penyakit menular, antara lain HIV, kusta dan DBD,” ujar Didin.
Menurut dia, berdasarkan data kasus DBD periode Januari hingga Desember 2015, 3.463 penderita dengan jumlah korban meninggal sebanyak 46 orang. ”Dibandingkan untuk periode Januari pada tahun yang sama angkanya juga meningkat. Kalau Januari 2015 tercatat sebanyak 333 kasus dengan korban meninggal 4 orang, sementara Januari 2016 sebanyak 785 orang, 25 orang di antaranya meninggal dunia,” katanya.
WASI'UL ULUM