TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo) optimistis kehadiran trasportasi massal di Indonesia tak akan berpengaruh pada tingkat penjualan mobil di Indonesia. "Yang justru mempengaruhi adalah pendapatan per kapita masyarakat Indonesia," kata Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto di Fairmont Hotel, Rabu, 27 Januari 2016.
Menurut Jongkie, saat ini pendapatan per kapita masyarakat Indonesia masih berkisar di angka US$ 4.000. Seandainya pendapatan per kapita naik, Jongkie menilai, penjualan mobil juga akan naik. Pasalnya, hobi masyarakat Indonesia yang senang berkumpul dengan keluarga besar akan mendorong mereka untuk membeli mobil.
"Meski pada Senin sampai Jumat mereka menggunakan kendaraan umum atau transportasi massal, pada Sabtu-Minggu mereka juga ingin rekreasi dengan keluarganya," kata Jongkie.
Atas dasar kebiasaan "orang timur" yang suka berkumpul, maka mobil tipe multi-purposes vehicle masih akan digemari masyarakat Indonesia. Selain bisa menampung lebih banyak penumpang, MPV dianggap lebih murah dibanding mobil lainnya. "Jadi, weekend masih dipakai meskipun sudah ada angkutan massal," tutur Jongkie.
Jongkie berpendapat naiknya pendapatan per kapita akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Semakin tinggi pendapatannya, maka keinginan untuk membeli barang mewah akan semakin tinggi.
Jongkie mencontohkan negara Singapura yang memiliki pendapatan per kapita yang tinggi. Menurut Jongkie, meskipun transportasi massal sudah memadai, tingkat penjualan di Singapura masih tinggi.
Untuk itu, Gaikindo mendukung pemerintah dalam melakukan perbaikan ekonomi melalui paket-paket yang ditawarkan. "Kalau pertumbuhan meningkat dan income per kapita meningkat, maka penjualan mobil akan meningkat terus," kata Jongkie.
LARISSA HUDA