TEMPO.CO, Tegal - Tiga buku catatan yang diduga milik pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ditemukan Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Buku yang diduga berisi catatan tentang ajaran Gafatar tersebut pertama kali ditemukan seorang penyuluh agama Islam dari Kantor Urusan Agama (KUA) Lebaksiu, Evi Sulistiyanti, Jumat, 22 Januari 2016. "Waktu itu saya dapat informasi ada pengikut Gafatar di Lebaksiu. Saya cek, ternyata benar," katanya saat ditemui di kantor KUA, Selasa, 26 Januari 2016, sore.
Tiga buku tulis yang ia temukan diduga milik pasangan suami-istri bernama Putikha dan Utomo. Mereka adalah warga RT 001 RW 010 yang ikut menghilang bersama anak-anaknya beberapa bulan lalu dan diduga bergabung dengan Gafatar. Buku itu diperoleh Evi dari orang tua Putikha. "Saya langsung minta buku itu dan membacanya. Isinya banyak yang menyimpang. Jadi seperti penggabungan beberapa agama menjadi satu," tuturnya.
Buku yang ditulis tangan itu diduga berisi ajaran Gafatar. Pasalnya, ada penggalan kalimat di salah satu buku bertuliskan janji-janji sebagai pengurus Gafatar. Seperti janji berkorban jiwa dan harta demi Nusantara. "Saya sanggup berkorban harta dan jiwa untuk membangun bangsa Tanah Air, dengan semangat kebinekaan, dalam persatuan dan kesatuan menuju Nusantara jaya," demikian salah satu janji tersebut.
Selain itu, dalam buku lain disebutkan nazar atau janji seorang anggota Gafatar yang sedang hamil. Yaitu, jika lahir, anaknya akan diserahkan kepada mesias. Janji itu tertulis seperti ini: Saya bernadzar bahwa kehamilan saya ini akan saya jaga dengan sebaik-baiknya (Minum vit yang dianjurkan dan menyusui sampai dua tahun dan menjaga perilaku). Dan anak yang akan lahir akan menjadi pengikut mesias.
"Saya sendiri tidak tahu mesias itu siapa," kata Evi.
Ada juga tulisan yang membahas masalah kesehatan, seperti jenis penyakit dan cara penanganannya. Pada awal tulisan itu, dicantumkan tanggal pertemuan dan nama pemateri. "Kalau materinya tentang kesehatan, yang mengisi materi biasanya ada tulisan ‘dr’ di depan namanya," ujarnya.
Selain tiga buku tulis, Evi menemukan satu buku setebal 37 halaman berukuran 10 x 15 sentimeter, yang berisi penggalan ayat-ayat Al-Quran. Pada sampul buku berwarna kuning itu tertulis Al-Quran edisi XV Suratun Nahli jilid I. Menurut Kepala KUA setempat, Bahrudin, setelah mempelajari buku tersebut, ayat-ayat itu tidak ditulis secara utuh. "Di buku itu, ayat Al-Quran yang diambil hanya yang cocok di pikiran mereka. Yang sesuai dengan tujuan Gafatar," katanya.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ