INFO NASIONAL - Pilkada Serentak 2015 mengantarkan bupati terpilih Kutai Kartanegara (Kukar), Rita Widyasari, bersama pasangannya, Edi Damansyah, mendapatkan dua penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI), yakni perempuan kepala daerah dari jalur independen yang memperoleh dukungan suara 100 persen di TPS terbanyak dan perempuan kepala daerah dari jalur independen yang memperoleh persentase terbanyak pada pilkada serentak 2015.
Penghargaan diberikan oleh Yusuf Ngadri, Manajer Senior MURI, bertepatan dengan tasyakuran dan doa bersama yang digelar di Pendopo Odah Etam, 19 Januari 2016. Menurut Ngadri, penghargaan itu diberikan kepada pasangan Rita dan Edi atas keberhasilannya sebagai pasangan bupati dan wakil bupati dari jalur independen. Rita dan Edi mengalahkan rivalnya dengan dukungan suara 89,43 persen dari suara sah.
Baca Juga:
Selain prestasi tadi, MURI juga mencatat pasangan Rita Widyasari dan Edi Damansyah sebagai calon bupati perempuan yang memperoleh suara tertinggi dan sebagai pasangan calon kepala daerah yang berhasil menang 100 persen di 12 TPS. Meski demikian, Rita mengaku tak menduga akan muncul hasil tersebut. “Ini di luar perkiraan saya, hampir 90 persen perolehan suara. Artinya, hampir semua orang memilih nomor urut 1,” tuturnya sumringah.
Rita berharap dapat memenuhi harapan besar masyarakat yang telah memilihnya. Sebab, masyarakat masih menginginkan suatu perubahan yang berkesinambungan. “Pada periode dua ini saya akan berusaha semaksimal mungkin memenuhi harapan masyarakat Kukar untuk meningkatkan kesejahteraan yang lebih baik lagi,” tutur Rita.
Dalam acara yang sama, penjabat Bupati Kukar, Chairil Anwar, menyampaikan terima kasih kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kukar yang telah melaksanakan pilkada secara aman, lancar, dan damai. “Ini kerja besar kita dalam menentukan pemimpin 5 tahun mendatang. Untuk itu, kita beri apresiasi yang tinggi pada kedua lembaga itu,” Ujar Chairil.
Baca Juga:
Chairil berharap, seluruh elemen masyarakat dan jajaran pemerintah Kabupaten Kukar tetap bersatu padu menjaga kekompakan dan lingkungan yang kondusif. Walaupun Pemkab Kukar saat ini mengalami sedikit masalah terkait dengan pembiayaan-pembiayaan, kondisi tersebut menyeluruh secara nasional. “Hampir semua daerah penghasil minyak terjadi penurunan dana bagi hasil (DBH). Hal ini terjadi karena penurunan harga minyak dunia. Bahkan, pemerintah pusat sudah berencana melakukan perubahan APBN 2016,” ujar Chairil. (*)