TEMPO.CO, Cirebon - Kenaikan harga daging sapi di Cirebon menyebabkan pedagang tidak bisa berjualan. Sebagian jagal enggan memotong sapi karena tingginya harga sapi saat ini.
Seorang penjual empal gentong, makanan khas Cirebon, Oman, mengaku semalam tidak kebagian daging sapi. “Karena tidak kebagian, ya hari ini tidak jualan,” kata Oman, Selasa 19 Januari 2016.
Oman menjelaskan semalam hanya sedikit tukang jagal di Rumah Potong Hewan (RPH) di Batembat, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, yang memotong sapi. “Katanya ada yang mogok,” kata Oman. Karena hanya sedikit yang potong sapi, Oman akhirnya tidak kebagian daging sapi untuk berjualan empal.
Adanya jagal yang mogok di RPH Batembat menurut Oman dikarenakan harga daging sapi yang saat ini mengalami kenaikan. Saat ini harga daging sapi sudah mencapai Rp 95 ribu/kg dari sebelumnya yang hanya Rp 88 ribu hingga Rp 89 ribu/kg. Dengan harga daging sapi yang sudah mencapai sebesar itu maka harga daging sapi di pasar-pasar tradisional sudah mencapai Rp 120 ribu.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi,saat dikonfirmasi membenarkan jika ada sebagian tukang jagal di RPH Batembat yang melakukan aksi mogok. “Karena harga daging sapi mengalami kenaikan,” kata Ali.
Ditambahkan Ali, pemasok sapi dari Jawa Timur menaikkan harga daging sapi. Otomatis jagal yang ada di RPH Batembat pun harus menaikkan harga jualnya pula. “Tapi pedagang menolaknya,” kata Ali. Sehingga jagal pun mengalami kerugian. Sehingga semalam ada beberapa jagal yang menolak untuk memotong sapi.
Biasanya, lanjut Ali, paling sedikit ada 40 ekor sapi yang dipotong di RPH Batembat. Namun semalam hanya 15 sapi yang dipotong. Sehingga sebagian pedagang pun ada yang tidak kebagian termasuk pedagang makanan yang berbasis daging. Diakui Ali, selama ini pasokan daging sapi untuk Cirebon lebih banyak berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. karenanya jika ada pemasok dari daerah tersebut yang menaikkan harga daging sapi, maka tukang potong dan pedagang di Cirebon pun tidak bisa berbuat apa-apa.
IVANSYAH