TEMPO.CO, Kupang - Gunung api Egon di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menyemburkan asap beracun, setelah statusnya dinaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Waspada (level II) ke Siaga (Level III).
Akibat semburan asap beracun dari puncak Gunung Egon itu sehingga sekitar 1.200 warga di Desa Egon Gahar, Kecamatan Masipara, Sikka harus diungsikan ke lokasi yang lebih aman, yakni pasar Nasakoli.
"Gunung Egon mulai semburkan gas CO2 atau gas beracun yang jika dicium warga akan pusing," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Egon, Yoseph Surianto kepada Tempo, Senin, 18 Januari 2016.
Selain mengembuskan asap beracun, menurut dia, aktivitas kegempaan Gunung Egon sehari mencapai 10 kali, sehingga pihaknya merekomendasikan agar warga di desa terdampak harus segera diungsikan. "Kemarin, sudah seribuan yang diungsikan," katanya.
Walaupun terus menunjukan peningkatan status, namun pihaknya belum bisa memastikan, Gunung Egon akan meletus atau tidak. "Belum ada tanda-tanda meletus. Namun, kita lihat saja perkembangannya," kata Yoseph.
Gunung Egon di Pulau Flores tingginya 1.703 meter di atas permukaan laut. Egon kembali aktif pada 2006 setelah vakum selama 75 tahun. Sebelumnya, Egon meletus dahsyat pada 1925.
Egon kembali meletus pada 28 Januari 2004 hingga Agustus-September 2004. Pada 15 April 2008, gunung kembali meletus dengan indeks eksplosivitas (VEI) 2 dan ketinggian kolom letusan 5.700 meter.
YOHANESS SEO