TEMPO.CO, Malang--Abu vulkanis erupsi Gunung Bromo mengguyur merata di sejumlah kawasan di Kota Malang. Guyuran paling tebal berada di Dinoyo. Sejumlah mobil yang melintas di jalanan utama Kota Malang tertutup abu tebal.
"Masyarakat harus mewaspadai abu vulkanis Gunung Bromo," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Malang, J. Hartono, Jumat, 8 Januari 2015.
Untuk mengantisipasi bahaya kesehatan akibat guyuran abu vulkanis, Badan Penanggulangan Bencana Kota Malang membagikan masker penutup mulut dan hidung. Total sebanyak empat ribu masker dibagikan untuk pengguna sepeda motor yang terpapar abu secara langsung.
Pembagian masker dilakukan di sejumlah simpul jalan utama Kota Malang. Masker berasal dari bantuan sejumlah perusahaan swasta karena Badan Penanggulangan Bencana tak memiliki persediaan masker yang memadai. Bagi masyarakat yang tak memiliki masker diharapkan dapat berimprovisasi menggunakan kain untuk menutup mulut dan hidung.
Masyarakat diminta menggunakan masker untuk mencegah infeksi pernafasan akut (ISPA) mengingat partikel abu vulkanis sangat berbahaya jika masuk ke dalam paru-paru. "Secara teknis Dinas Kesehatan yang mengetahui bahaya bagi kesehatan," ujarnya.
Sejumlah relawan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Kota Malang dan Search And Rescue membagikan masker di sejumlah titik jalur utama Kota Malang. Para relawan mencegat pengendara sepeda motor dan membagikan masker. "Abu vulkanis mulai terasa hari ini," ujar Komandan regu Tim Reaksi Cepat Andi Agung Mardiko.
Salah seorang pengendara sepeda motor asal Sidoarjo Yulius Adinsyah mengaku terbantu diberi masker gratis. Dia dan beberapa temannya ke Malang untuk berwisata ke sejumlah obyek wisata namun tidak membawa masker. "Abu Gunung Bromo mulai terasa sejak masuk ke Malang," kata Yulius.
Salah seorang warga Malang Eko Nurcahyo mengaku mengalami iritasi mata karena tidak mengenakan kaca mata saat mengendarai sepeda motor. "Mata saya iritasi, merah dan sakit," ujar Eko.
EKO WIDIANTO