Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Penyebab Ikan di Sungai Surabaya 'Mabuk' di Tahun Baru  

image-gnews
Seorang pria menunjukkan ikan mabuk di Kali Surabaya kawasan Ketabangkali, Surabaya, Senin (3/9). ANTARA/Eric Ireng
Seorang pria menunjukkan ikan mabuk di Kali Surabaya kawasan Ketabangkali, Surabaya, Senin (3/9). ANTARA/Eric Ireng
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Fenomena ‘ikan mabuk’ di dua sungai yang membelah Surabaya, Kalimas dan Kali Surabaya, merupakan peristiwa alamiah. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya mengungkapkan, setiap tahun debit air di sungai akan meningkat seiring curah hujan yang tinggi di daerah hulu.

“Biasanya setahun sekali. Peristiwa kali ini termasuk ringan dibandingkan beberapa tahun yang lalu,” kata pengawas lingkungan hidup BLH Kota Surabaya, Teguh Sumardiono, saat dihubungi Tempo, Jumat, 1 Januari 2016.

Tambahan debit air di daerah hulu Sungai Brantas sedang tinggi karena Kabupaten Jombang dan sekitarnya mengalami hujan. Ini membuat lumpur di dasar sungai ikut terangkat. Akibatnya, kadar oksigen berkurang sehingga membuat ikan-ikan ‘mabuk’.

“Debit air di segmen Jalan Marmoyo sampai lima-enam kali lebih besar dari biasanya. Padahal jika kadar oksigen di bawah 0,5 miligram per liter saja, ikan-ikan sudah bisa mabuk,” ujarnya.

Untuk mengatasinya, petugas pintu air Jagir mengalirkan air sungai ke arah Kali Surabaya yang lebih dekat ke muara. Kadar oksigen berangsur-angsur naik, sehingga dalam waktu tiga-empat jam keadaan mulai normal. “Tinggal yang di hilir saja agak lama, tapi ikan-ikan yang di dekat hulu sudah mulai berkurang,” kata Teguh.

Sementara itu, Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, Ecoton, menilai fenomena itu sebagai siklus biologi biasa. Debit air sungai yang tinggi membuat palung sungai meluap dan tak mampu menampung air yang berlebihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Akhirnya air meluber ke sempadan sungai. Ikan-ikan pun terbawa ke tepian sungai, jadinya kesannya menyeruak ke permukaan,” kata Direktur Ecoton Prigi Arisandi.

Ditambah lagi, Desember-Januari merupakan saat-saat musim ikan sedang berkembang biak. Ikan betina yang sedang menaruh telur di dasar sungai ikut terangkat.

Meski begitu, ia tak sependapat jika ‘ikan mabuk’ tersebut akibat pencemaran sungai. Sebab, industri di daerah hulu sedang tak beroperasi. “Pabrik-pabrik kan sedang libur beberapa hari lalu,” katanya.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

1 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.


Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

3 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

4 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

17 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

35 hari lalu

Kondisi Ruas Tol Sedyatmo  KM 27  arah Bandara Seoekarno-Hatta, masih tergenang air luapan Kali Angke, Jumat  22 Maret 2024.FOTO: dokumen  Jasa Marga
Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.


Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

37 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.


Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

38 hari lalu

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.


500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

23 Januari 2024

Gunung Marapi mengalami erupsi pada Jumat, 19 Januari 2024, pada 10.14 WIB dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 500 meter. (Antara/HO-Dokumen Pribadi)
500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

Jika terjadi banjir lahar hujan, katanya, tumpukan material vulkanik Gunung Marapi tersebut dapat menjangkau hingga area tujuh kilometer.