TEMPO.CO, Bawean - Pengerjaan Bandar Udara Harun Thohir, Bawean, Kabupaten Gresik, dikebut demi target operasi yang ditetapkan Kementerian Perhubungan. Sesuai permintaan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, lapangan terbang yang dibangun sejak 2008 itu bakal diresmikan Januari 2016.
“Sekarang sudah mencapai 97 persen, tinggal pembangunan watch room dua lantai ini saja,” kata pengawas proyek dan operasional Bandar Udara Bawean, Abdul Latif, saat ditemui Tempo di lokasi, Jumat, 25 Desember 2015.
Pihaknya optimistis pada Januari semua infrastruktur dan fasilitas bisa selesai. Di antaranya bangunan terminal penumpang, bangunan sinyal dengan sistem radio sebagai alat komunikasi dengan bandara lainnya, pagar, dan penutup saluran drainase. Sejumlah pegawai juga siap mendukung operasional bandara nanti. “Ada sekitar lima sampai enam orang pegawai negeri sipil dari satuan kerja Kabupaten Sumenep, lalu beberapa tenaga honorer lokal,” kata Latif.
Berdasarkan pengamatan Tempo, landasan pacu sepanjang 930 meter itu tak seluruhnya dalam kondisi baik. Sekitar 45 persen landasan pacu masih mulus, sisanya tak lagi rata. Latif mengakui, aspal yang rusak itu pengerjaan tahun 2008. “Aspal itu memang tidak ada perawatan dari 2008, kualitasnya memang begitu, kena cuaca panas dan hujan.”
Meski begitu, pihaknya menyatakan tak ada masalah. Hal itu dibuktikan dari hasil uji coba dua kali oleh TNI Angkatan Laut tahun 2012 dan Kementerian Perhubungan pada Oktober lalu. “Enggak masalah waktu kami coba,” ujarnya.
Pulau Bawean berjarak 150 kilometer dari Pulau Jawa di sisi utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Rencananya, Bandara Bawean melayani penerbangan perintis rute Surabaya-Bawean. Bandar udara perintis itu diterbangi pesawat jenis CASA yang berkapasitas sekitar 45 penumpang.
ARTIKA RACHMI FARMITA