TEMPO.CO, Makassar - Tiga warga Desa Martasari, Kecamatan Pedonga, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, terlibat perkelahian hanya karena memperebutkan lampu tenaga surya di Dusun Wayambojaya, Jumat, 18 Desember, malam. Dalam peristiwa itu, seorang tewas dan dua orang lainnya mengalami luka yang cukup parah. Kasus perkelahian yang menimbulkan korban jiwa itu diselidiki Kepolisian Resor Mamuju Utara.
Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan warga yang meninggal dalam perkelahian tersebut bernama Ranreng, warga Dusun Sambolo, Desa Martasari. Jenazahnya telah dibawa ke Rumah Sakit Ako Mamuju Utara untuk proses pemeriksaan medis. Itu dilakukan guna memastikan penyebab kematiannya.
Barung menerangkan Ranreng meregang nyawa karena ditikam menggunakan badik pada bagian jantungnya. "Dia (Ranreng) meninggal dengan luka tusuk pada bagian dada sebelah kiri," ucap dia, Sabtu, 19 Desember 2015. Adapun, Ardin, rekan Ranreng, dilaporkan kritis sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Palu, Sulawesi Tengah. Ardin menderita luka tusuk pada perut kiri dan luka robek pada alis kanan.
Begitu pula, Jumardin yang menjadi lawan berkelahi Ranreng dan Ardin, mengalami luka yang cukup parah di sekujur tubuhnya. Warga Dusun Wambojaya itu menderita luka tusuk pada lengan kiri, luka robek pada bagian bawah mata kanan dan luka tusuk pada perut kiri. Hingga kini, Jumardin masih dirawat intensif di Rumah Sakit Ako Mamuju Utara. Kepolisian masih menunggu kondisi kedua warga yang selamat itu pulih untuk diperiksa.
Barung menuturkan perkelahian maut itu bermula saat Ranreng dan Ardin mendatangi Jumardin di Dusun Wayambojaya, seusai waktu magrib. Mereka mempersoalkan lampu tenaga surya yang diberikan untuk dusun yang ditinggali Jumardin. Singkat kata, Ranreng dan Jumardin pun adu mulut. Jumardin yang emosi langsung mendorong Ranreng. Melihat situasi memanas, Ardin mencoba melerai dengan memisahkan keduanya.
Bukannya berdamai, Barung mengatakan Jumardin yang terlanjur naik pitam malah pergi mengambil senjata tajam jenis badik dan parang untuk menyerang kedua warga dusun tetangga itu. Ketiganya terlibat perkelahian dan saling tikam memakai senjata tajam. Setelah beberapa saat, ketiganya tumbang dengan luka di sekujur tubuhnya yang lantas dibawa oleh masyarakat ke rumah sakit setempat.
TRI YARI KURNIAWAN