Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ben Anderson, 40 Tahun Mencari Sosok 'Tjamboek Berdoeri'  

image-gnews
Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell saat memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto
Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell saat memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ben Anderson memiliki kisah tersendiri ketika tinggal di Indonesia. Pada 1963, Indonesianis asal Universitas Cornell, Amerika Serikat, itu pergi ke kios barang loak di sekitaran Jalan Surabaya, Jakarta. Matanya tertuju pada sebuah buku berjudul Indonesia Dalam Api dan Bara terbitan Malang tahun 1947.

Dalam buku tersebut tertulis nama pengarangnya "Tjamboek Berdoeri" dengan kata pengantar yang ditulis seseorang pria keturunan Tionghoa bernama Kwee Thiam Tjing. Ben yang tertarik pada buku itu, tidak tahu jika penulis pengantar ternyata adalah si penulis buku itu sendiri.

Ben kemudian mencari tahu soal penulis buku yang ditulis dalam bahasa Melayu Tionghoa, yang menceritakan bagaimana sejarah dinamika sosial politik masyarakat Malang, Jawa Timur pada masa revolusi dan kritik sosial itu.

Kwee Hing Sian, anak dari Kwee Thiam Tjing, mengatakan usaha pencarian Ben baru menemukan titik terang pada 2001. Saat itu, tim peneliti berhasil mewawancarai sahabat  Kwee Thiam Tjing di Malang. Akhirnya, terungkap jika sosok Tjamboek Berdoeri adalah Kwee Thian Tjing.

Menurut dia, pada 2007 Ben menemui seorang dokter bernama Lim, di Jakarta. Kepada Lim, Ben bercerita soal pencariannya mengungkap sosok Tjamboek Berdoeri dan menyesalkan tak ada penerus dari Kwee Thiam Tjing.

“Dokter Lim bilang kenal dengan cucunya. Yang dimaksud itu saya. Akhirnya Ben diantar ke rumah saya, di Cinere. Kemudian dia bercerita sudah 40 tahun lebih penasaran dengan Tjamboek Berdoeri,” kata Kwee Hing Sian saat dihubungi, Minggu, 13 Desember 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Kwee Hing Sian, meski berdarah Inggris, Ben memiliki perhatian lebih terhadap Indonesia. “Dia sangat peduli dengan keadaan Indonesia. Kalau menurut saya, buat apa dia yang seorang profesor di Amerika begitu cintanya dengan indonesia, kepada buku itu, kepada ayah saya, kepada Dalam Api dan Bara,” kata Kwee Hing Sian.

Sejak itu, Ben sering mengunjunginya jika kembali ke Indonesia. Pada saat Ben memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia pada Kamis kemarin, Kwee Hing Sian sempat menghubungi Ben. “Waktu saya telepon, dia sedang di airport dalam perjalanan ke Surabaya. Dia mengatakan ke Oma akan mengunjungi kami nanti tanggal 15 Desember,” ujarnya.

Kwee Hing Sian tak menyangka jika itu komunikasi terakhirnya dengan Ben. Indonesianis itu meninggal pada Minggu dini hari 13 Desember 2015 pada usia 79 tahun di Kota Batu. Jenazah Anderson disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.

DESTRIANITA K.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Stafsus Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo Meninggal

1 hari lalu

Romo Benny yang juga staf khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ditemui di rumah duka Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu, 9 September 2020. TEMPO/Nurdiansah
Stafsus Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo Meninggal

Benny Susetyo tutup usia di RS Mitra Medika Pontianak pada Sabtu dini hari pukul 00.15 WIB.


Faisal Basri Wafat, Jokowi: Beliau Koreksi Kebijakan Pemerintah yang Kurang Baik

30 hari lalu

Faisal Basri saat diwawancara oleh sejumlah wartawan di Jakarta, 2000. Faisal Basri tidak hanya dikenal karena profesinya sebagai akademisi, tetapi juga aktivis yang menyalurkan buah pemikirannya ke berbagai kanal, seperti blog, media sosial, dan forum-forum diskusi. Dia juga beberapa kali memenuhi undangan seminar dan siniar atau podcast, salah satunya Bocor Alus Politik (BAP) Tempo. Dok.TEMPO/Bernard Chaniago
Faisal Basri Wafat, Jokowi: Beliau Koreksi Kebijakan Pemerintah yang Kurang Baik

Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri wafat pada Kamis dini hari, 5 September 2024.


Momen Faisal Basri Kritik Proyek Kereta Cepat, Sebut Baru Balik Modal 139 Tahun

30 hari lalu

Kereta berkecepatan tinggi Whoosh yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. (ANTARA/Fitra Ashari)
Momen Faisal Basri Kritik Proyek Kereta Cepat, Sebut Baru Balik Modal 139 Tahun

Faisal Basri pernah mengkritik proyek kereta cepat Whoosh dan menyebutnya baru bisa balik modal setelah 139 tahun beroperasi.


Cerita Adik Faisal Basri soal Rencana Kateterisasi Jantung Pagi Ini: Tapi Ternyata Subuh Sudah Tidak Ada

31 hari lalu

Adik Faisal Basri, Ramdan Malik, saat memberikan keterangan soal wafat saudara kandungnya pada Kamis, 5 September 2024. Tempo/Adil Al Hasan
Cerita Adik Faisal Basri soal Rencana Kateterisasi Jantung Pagi Ini: Tapi Ternyata Subuh Sudah Tidak Ada

Ramdan Malik menceritakan rencana tindakan kateterisasi yang akan dijalankan pada jantung kakaknya, Faisal Basri, pada pagi hari ini.


Isi Puisi Terakhir Faisal Basri Sarat Kritik terhadap Pemerintah Berjudul Rumah Indonesia, Rumah Kita

31 hari lalu

Faisal Basri. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Isi Puisi Terakhir Faisal Basri Sarat Kritik terhadap Pemerintah Berjudul Rumah Indonesia, Rumah Kita

Tak hanya aktif di X , Faisal Basri juga kerap menuangkan pemikirannya lewat blog pribadinya, faisalbasri.com . Simak puisi terakhirnya berikut ini.


Faisal Basri Wafat, Anies Baswedan hingga Mahfud Md Ucapkan Belasungkawa

31 hari lalu

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Faisal Basri Wafat, Anies Baswedan hingga Mahfud Md Ucapkan Belasungkawa

Wafatnya Faisal Basri meninggalkan duka, bukan hanya bagi keluarga, tapi dari sejumlah tokoh di Indonesia.


Profil Ekonom Senior Faisal Basri yang Wafat pada Hari Ini

31 hari lalu

Faisal Basri. TEMPO/Jati Mahatmaji
Profil Ekonom Senior Faisal Basri yang Wafat pada Hari Ini

Ekonom dan politikus senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, wafat pada hari ini. Seperti apa profil dan rekam jejaknya?


Prosesi Pemakaman Hamzah Haz Akan Dilaksanakan Secara Militer, Dipimpin Hadi Tjahjanto

24 Juli 2024

Lokasi pemakaman Hamzah Has di yayasan Al-Ikhlas, Cisarua. Tampak beberapa penggali kubur sedang mempersiapkan liang lahat di Desa Jogjogan, Kabupaten Bogor. Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/M.A MURTADHO
Prosesi Pemakaman Hamzah Haz Akan Dilaksanakan Secara Militer, Dipimpin Hadi Tjahjanto

Wakil Presiden ke 9 Republik Indonesia, Hamzah Haz tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.


Tidak Dimakamkan di Makam Pahlawan, Ini Wasiat Hamzah Haz pada Keluarga

24 Juli 2024

Presiden Jokowi tiba di rumah duka Hamzah Haz di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Mhd Rio Alpin Pulungan
Tidak Dimakamkan di Makam Pahlawan, Ini Wasiat Hamzah Haz pada Keluarga

Hamzah Haz meninggal Rabu pagi, 24 Juli 2024, pukul 09.30 WIB di RSPAD Gatot Soebroto pada usia 84 tahun.


AHY hingga JK Melayat ke Kediaman Mendiang Hamzah Haz

24 Juli 2024

Mantan Wakil Presiden, Hamzah Haz, seusai menjenguk mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron di Rumah Tahanan (Rutan) KPK, Jakarta, Kamis, 2 April 2015. DOK.TEMPO/Eko Siswono Toyudho
AHY hingga JK Melayat ke Kediaman Mendiang Hamzah Haz

Sejumlah tokoh nasional juga hadir melayat ke rumah duka Hamzah Haz. Di antara mereka adalah Presiden Jokowi, Boediono, dan Jusuf Kalla.