TEMPO.CO, Yogyakarta - Camat Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Haryo Ambar Suwardi mengatakan akan mengumpulkan warga pada Senin pekan depan. Rapat itu guna membahas upaya rehabilitasi Taman Bunga Amarylis, di Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk, yang rusak akibat ulah pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
"Senin, kami kumpulkan warga untuk membahas taman bunga itu. Rencananya, kami undang florist (ahli bunga) untuk membantu menata ulang," ujarnya.
Saat ini, yang bisa dilakukan pemerintah setempat akibat kerusakan itu adalah membuka kotak dana sumbangan untuk pengunjung demi membantu biaya perbaikan. "Kami segera tata ulang dan agar tak sampai gampang dirusak lagi. Belum tahu konsepnya, kemarin masih sekadarnya," ujar Haryo kepada Tempo, Sabtu, 28 November 2015.
Sebuah program rintisan Taman Bunga Amarylis di Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, rusak parah gara-gara aksi selfie liar pengunjung dalam sebulan terakhir ini.
Kerusakan taman bunga seluas kurang-lebih 2.000 meter persegi yang dikembangkan pemerintah kecamatan dan warga sejak setahun itu pun mengundang kemarahan netizen dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. "Kami juga tak menyangka pengunjung taman bunga ini booming, tapi langsung rusak secepat ini," ujar Haryo.
Taman bunga ini sebenarnya disiapkan menjadi ikon baru Kecamatan Patuk, yang menjadi pintu gerbang perbatasan saat hendak memasuki Kabupaten Gunungkidul. Taman bunga rintisan ini awalnya ditanam di eks kantor Kecamatan Patuk, sudut-sudut desa, dan akhirnya secara lebih luas ditanam secara besar-besaran oleh warga bernama Sukardi, petani setempat, di pekarangannya.
Haryo tak menyangka promosi sekadarnya taman bunga itu di jejaring sosial menyebar dengan cepat. "Orang Jeddah, Arab Saudi, sampai menghubungi untuk diantar ke taman itu. Kami jadi kebingungan karena kondisinya sudah rusak," ujarnya.
Kerusakan taman bunga disebabkan oleh banyaknya pengunjung berfoto selfie secara ugal-ugalan. "Dari yang tiduran di atas bunga, memetik, sampai menginjak-injak," ujarnya.
Haryo menuturkan lonjakan jumlah pengunjung di dusun yang awalnya sunyi itu menjadi berkah tersendiri. Namun ia berharap bukan pengunjung yang menimbulkan kerusakan.
PRIBADI WICAKSONO