TEMPO.CO, Jakarta - Helikopter EC-225 buatan PT Dirgantara Indonesia merupakan helikopter yang telah teruji di lapangan kemampuannya. Meski diperuntukkan untuk mengangkut penumpang VVIP, helikopter EC-225 dilengkapi dengan kemampuan pertahanan yang sangat baik. Begitu pun dengan Agusta Westland AW 101 yang akan menjadi helikopter baru Presiden Joko Widodo, Jumat, 27 November 2015.
Helikopter EC-225 dirancang dengan beberapa sistem peperangan untuk mempertahankan diri. Sistem ini memungkinkan helikopter dapat bertahan terhadap serangan rudal Infra-red, Chaff dan flare. Helikopter ini juga dipasang sejumlah perangkat seperti sistem pendeteksi peluncuran misil, dan radar penerima peringatan.
Sementara, AW 101 merupakan helikopter yang telah diberikan pelindung di kokpit dan kabinnya. Helikopter ini memberikan perlindungan anti misil dan torpedo.
Keduanya tak hanya mampu menyokong kebutuhan pribadi para negarawan dan pejabat. Kedua helikopter ini pernah diterjunkan ke medan perang. Meski sama-sama memiliki keunggulan dalam bidang pertahanan helikopter EC-225 memiliki jam terbang yang lebih banyak di medan peperangan.
Beberapa negara tercatat pernah memakai helikopter jenis ini, beberapa diantaranya yakni di Lebanon, Chad, Afghanistan, dan Libya.
Pimpinan TNI AU beberapa waktu lalu mengumumkan untuk mengubah tipe helikopter VVIP menjadi Agusta Westland AW-101. Perubahan tipe helikopter VVIP TNI AU menjadi AW-101 juga didasari dengan persyaratan yang tidak jelas. Padahal dari segi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 dan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2014 tentang mekanisme imbal dagang dalam pengadaan peralatan pertahanan dan keamanan dari luar negeri telah mewajibkan adanya kandungan lokal sedikitnya 35 persen dari nilai kontrak.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI