TEMPO.CO, Bandung - Sarana transportasi Trans Metro Bandung (TMB) koridor III jurusan Cicaheum-Sarijadi batal diluncurkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung. Rencana sebelumnya, TMB koridor III ini akan diluncurkan Kamis, 26 November 2015.
Menurut Kepala Unit Pelayanan Teknis TMB Dishub Kota Bandung Sultoni, launching dibatalkan masih ada penolakan dari pengusaha angkutan kota (angkot) yang bersinggungan dengan trayek TMB koridor III. "Benar, diundur dari rencana semula," kata Sultoni, Kamis, 26 November 2015.
Sultoni menjelaskan, penolakan terjadi karena pengusaha dan koperasi angkot menuntut konversi lima banding satu kepada Dishub. Konversi lima banding satu adalah pembelian lima unit angkot oleh Dishub untuk ditukar dengan satu bus TMB. "Tapi kita belum bisa merealisasikan karena anggarannya baru diusulkan di 2016," tuturnya.
Sebelum diluncurkan, Dinas Perhubungan akan terlebih dahulu melakukan sosialisasi ke masyarakat dan dua koperasi angkot, yakni Koperasi Bandung Tertib (Kobanter) dan Koperasi Angkutan Masyarakat (Kopamas). Pasalnya, dua koperasi angkot tersebut berbenturan langsung dengan trayek TMB koridor III.
"Rencananya, minggu depan TMB Koridor III kita uji coba sambil evaluasi lagi. Sebenarnya tidak ada masalah dengan konversi lima banding satu karena ada beberapa yang sudah kita akomodasi, termasuk tenaga kerja (sopir angkot) ke bus sekolah," ucapnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Kobanter Dadang Hamdani mengatakan pemerintah Kota Bandung hingga saat ini belum bisa memberikan kepastian terkait dengan kesepakatan konversi lima banding satu. Hal tersebut yang menimbulkan penolakan terhadap peluncuran TMB Koridor III.
"Ya enggak apa-apa diluncurkan, asalkan kami diberikan kepastian lebih dulu soal konversi lima banding satu. Kalau itu deal, enggak apa-apa (diluncurkan), sambil berjalan saja," ucapnya.
Dadang menambahkan, jika TMB koridor III diluncurkan tanpa ada kesepakatan konversi lima banding satu, dikhawatirkan banyak pengemudi angkot kehilangan mata pencaharian.
"Lima banding satu itu memang penawaran dari kami. Karena kalau tidak dibebaskan, angkot dibunuh secara perlahan. Kami kasih waktu seminggu ini agar Dishub melakukan sosialisasi lebih dulu supaya tidak ada benturan di lapangan," ujarnya.
PUTRA PRIMA PERDANA