TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mendorong generasi saat ini mengenal sastra. Hal ini Anies utarakan setelah menghadiri acara ramah-tamah dengan ratusan guru dan tenaga kependidikan di kantornya, Sabtu, 21 November 2015.
Dalam acara itu, Anies menyaksikan guru Sri Rejeki dari Sekolah Dasar Negeri 15 Surakarta membaca puisi. Judulnya, Pak Guruku, Bu Guruku, dan Aku. Sri membaca dengan lantang di hadapan Anies dan guru lainnya.
"Disiplin keras mendidik kami/walau baru kini kusadari, gajimu habis tuk tujuh hari," ujarnya, mengundang tawa. Sri melanjutkan petikan puisinya, "...dan di masa ini aku telah jadi guru sejati/Dengan berlimpah fasilitas dari Pak Menteri/Tak pantas jika tak berprestasi," ujarnya. Anies sempat merekam Sri berpuisi, dengan telepon selulernya.
Anies mengatakan, Sri Rejeki adalah contoh guru yang menanamkan sastra di sekolah. "Pasti anak-anak di kelasnya terbiasa dengan sastra," katanya. Perkembangan digital, kata dia, turut membuat sastra berkembang. Ia mendorong pemuda menjadi sastrawan lewat perangkat canggih.
Hasil karya dari para murid, misalnya, bisa diterbitkan dan diberi apresiasi khusus. "Dan buat guru-guru yang bisa mendorong siswanya menjadi penulis atau sastrawan, harus kita berikan apresiasi khusus. Sehingga ada potensi mereka dalam kecintaan pada sastra."
REZKI ALVIONITASARI