TEMPO.CO, Bandung-Kebakaran di Jawa Barat telah padam. Meski demikian, pemerintah provinsi setempat tetap siaga. Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Budi Susatijo mengklaim seluruh kebakaran hutan yang terjadi di wilayahnya sudah padam. “Tapi, petugas siaga satu di lokasi kebakaran untuk mencegah timbulnya bara api di lokasi yang diprediksi berpotensi,” ucap dia pada Tempo, Senin, 26 Oktober 2015.
Budi mengatakan kebakaran hutan masih berpotensi terjadi akibat kondisi ekstrem musim kemarau saat ini. “Kondisi ekstrem saat ini, kita harus tetap waspada dan siaga,” kata dia.
Dinas Kehutanan Jawa Barat mencatat, sejak awal bulan hingga 26 Oktober 2015, jumlah hutan yang terbakar mencapai 966,6 hektare. Luas hutan itu terdiri atas hutan konservasi 936,6 hektare, serta hutan produksi 30 hektare. “Itu data sementara yang masuk,” ujar Budi.
Rinciannya, di hutan konservasi yang dikelola Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), sempat terjadi kebakaran hutan di delapan lokasi. Kebakaran terbesar di Suaka Margasatwa Cikepuh, yakni 347, hektare; disusul Cagar Alam Papandayan 328,5 hektare; Cagar Alam Kamojang/Guntur 138,9 hektare; serta Gunung Ciremai 107 hektare. Selebihnya, di Taman Buru Kareumbi 10,5 hektare; Cagar Alam Bojong Larang Jayanti 8,5 hektare; serta Cagar Alam Burangrang 5 hektare; dan Cagar Alam Kamojang Blok Cipateungteung 3,5 hektare.
Di wilayah hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani, kebakaran terjadi di lima lokasi. Kebakaran terbesar di Kepuh dan Ciwaringin di Majalengka/Cirebon dengan luas 12 hektare, Gunung Parang Purwakarta 10 hektare, Gunung Malabar 5 hektare, Gunung Manglayang 2 hektare, dan di Plered Purwakarta 1 hektare.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis citra satelit terakhir pada 26 Oktober 2015, mendapati dua titik api di wilayah Jawa Barat, yakni di Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung dan di Cikelet, serta Leles di Garut. “Hot spot itu bukan berarti terjadi kebakaran, tapi itu menunjukkan titik panas karena suhu daerahnya lebih tinggi,” ucap Prakirawan BMKG Stasiun Kelas 1 Bandung, Neneng Sugianti, saat dihubungi Tempo, Senin, 26 Oktober 2015.
Neneng mengatakan satu daerah dengan temperatur tinggi itu diharapkan menjadi peringatan dini bagi pemerintah daerah setempat untuk waspada. “Itu wajib dipantau pemda,”tutur dia. “Jadi, dinas terkait bisa mewaspadainya.”
Menurut Neneng, citra satelit sebaran asap akibat kebakaran hutan tidak terpantau di wilayah Jawa Barat. “Kalau melihat peta sebaran itu, wilayah Banten yang masuk. Kalau di Jawa Barat, itu bukan asap kebakaran, hanya kabut. Istilahnya hazy,” ucap dia.
Neneng mengatakan kabut terjadi ketika bumi memancarkan kembali panas yang diserapnya, sementara di atmosfer relatif lebih dingin. “Kabut itu mirip awan, hanya dekat dengan permukaan bumi,” kata dia.
Menurut Neneng, kabut tersebut terpantau dalam beberapa hari terakhir di wilayah Bandung. “Hazy ini bisa diakibatkan polutan juga, bukan dari asap kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera atau Kalimantan,” ujar dia. Arah angin yang bertiup di wilayah Jawa Barat juga masih dominan dari tengara-timur tenggara.
Di Subang, Kebakaran melanda hutan gambut di Kampung Munjul, Desa Wantilan, Subang, Jawa Barat. Kobaran api sempat menggerayangi pipa gas sumur 13 milik PT Pertamina. "Tapi, tak menimbulkan insiden apa pun," kata Rudi, Camat Cipeundeuy kepada wartawan Senin petang, 26 Oktober 2015.
Kobaran api berhasil dipadamkan setelah satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Subang dan regu pemadamnya langsung melokalisasi rembetan lidah api yang menjalar di lokasi tanah gambut tersebut. "Kebakaran terjadi sekitar pukul 14.30 dan berhasil dipadamkan pukul 15.30," tutur Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemadam Kebakaran Kabupaten Subang, Martono. Adapun luas hutan gambut yang terbakar mencapai 20 ribu meter persegi.
Sebelumnya, peristiwa kebakaran terjadi di lokasi perkebunan teh di Blok Cicenang dan di Blok Hutan Bambu Dayang Sumbi. Keduanya berada di wilayah Desa Ciater. "Luas lahan yang terbakar seluas empat hektare-an," kata Camat Ciater Vino Subriyadi. Kebaran tak merembet ke lokasi lain setelah dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Subang dan regu pemadamnya berhasil menguasai kobaran api dan langsung memadamkannya.
AHMAD FIKRI | NANANG SUTISNA