Anda sepertinya membiarkan “perbedaan” antarmenteri secara terbuka?
Tidak dibiarkan. Masak dibiarkan. Pertama, menteri itu harus menjalankan visi presiden. Kedua, tiap menteri kan punya karakter. Ada yang tidak banyak omong, suka keroncong, suka nge-rap, yang tiap hari nge-rap juga ada. Ada yang senang metal, ya, ndak apa-apa, itu kan karakter. Tapi, kalau sudah tidak menjalankan visi presiden, ada agenda sendiri, itu yang masalah. Dan kalau seperti itu, langsung saya copot.
Yang terjadi sekarang?
Masih terkendalilah.
Anda suka menegur para menteri?
Kalau sudah mengganggu, pasti saya tegur. Langsung maupun lewat telepon.
Apakah Anda puas atas pencapaian saat ini?
Semuanya masih dalam proses. Ibarat baru membuat rumah, baru gali fondasi. Batunya dipasang saja belum rampung, sudah ditanya gentingnya mana.
Fondasi yang dibangun sudah memuaskan?
Membangun fondasi kan juga belum rampung. Tahun pertama kita bangun fondasi dulu. Seluruh fondasi harus dibuat sama kuat, namanya membuat fondasi.
Mesin birokrasi sudah sepenuhnya berjalan?
Sudah jalan, tapi kan ada yang jalannya lumayan, lambat, cepat. Kita kan inginnya cepat semua.
Berapa nilai kepuasan Anda atas kinerja birokrasi?
Masih di bawah cukup.
Hubungan dengan partai sudah stabil?
Sejak awal dilantik sudah saya katakan tidak ada masalah. Kita ini dengan semua partai, ketua umum partai komunikasi baik, dengan parlemen komunikasi sangat baik.
Selama setahun, pukulan yang agak berat saat konflik KPK dengan Polri?
Ndak juga. Yang berat, ya, itu tadi, pengalihan subsidi BBM dan perlambatan ekonomi yang pengaruhnya terhadap politik. *
Baca juga:
Dewie Limpo Terjerat Suap: Inilah Sederet Fakta Mengejutkan
Skandal Suap: Terkuak, Ini Cara Dewie Limpo Bujuk Menteri