TEMPO.CO, Malang - Aktivitas perkuliahan di Universitas Islam Malang (Unisma) berbeda dibanding perkuliahan umumnya hari ini, 22 Oktober 2015. Seluruh mahasiswa, dosen, dan karyawan mengenakan sarung dan berpeci. Bahkan, petugas keamanan dan petugas kebersihan harus bersarung dan berpeci.
Sedangkan mahasiswi dan dosen perempuan mengenakan jilbab atau berbusana muslim. Mereka mengenakan sarung dan peci selama proses perkuliahan berlangsung. "Melestarikan budaya santri," ujar Rektor Unisma Maskuri, Kamis, 22 Oktober 2015.
Mengenakan sarung dan berpeci, katanya, untuk memperingati Hari Santri Nasional yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. Sebelum berkuliah, mereka juga menggelar upacara bendera di halaman kampus di Dinoyo, Malang.
Bersarung dan berpeci, tak menghambat aktivitas perkuliahan. Sarung dan peci, katanya, selama ini selalu identik sebagai pakaian yang dikenakan santri di pesantren.
Selain memperingati hari santri, bersarung, dan berpeci itu juga sebagai peringatan lustrum Unisma ke 35.
Baca Juga:
Kuliah mengenakan sarung dan berpeci juga telah memecahkan rekor kuliah bersarung terbanyak versi Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Perkuliahan mengenakan sarung dan berpeci akan digelar setiap tahun. Selain untuk identitas juga memperkuat kultur Nahdlatul Ulama dan santri.
EKO WIDIANTO