TEMPO.CO, Washington, D.C.- Pemerintah Amerika Serikat dan Cina sepakat memberlakukan larangan impor dan ekspor gading untuk mengurangi perburuan gajah. Selama ini, kedua negara besar itu menjadi pasar terbesar untuk gading ilegal dan legal dari Afrika.
Persetujuan mengakhiri perdagangan gading di tingkat global itu diteken oleh Presiden Cina Xi Jinping yang mengunjungi Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Jumat pekan lalu. Kesepakatan ini jauh dari hiruk pikuk pemberitaan dibandingkan dengan isu keamanan dunia maya yang mereka bicarakan.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis oleh Gedung Putih, Jumat pekan lalu, Xi dan Obama menyatakan larangan itu mencakup pembatasan yang signifikan dan langkah yang tepat atas impor dan ekspor gading. "Juga menjanjikan mengambil langkah yang signifikan dan tepat untuk menghentikan perdagangan komersial gading di dalam negeri," kata kedua pemimpin negara tersebut.
Amerika merupakan pasar kedua terbesar gading hasil perburuan setelah Cina. Pengumuman ini mengikuti keputusan Cina untuk menghapus secara bertahap penggunaan gading untuk bahan produk manufaktur dan penjualan gading pada Mei lalu.
Juni lalu, Cina menyeru Amerika untuk memimpin pemberantasan perdagangan gading. Meng Xianlin, perwakilan Cina untuk Convention on International Trade in Endangered Species (Cites) mengatakan bahwa negara lain, termasuk Amerika, perlu menguatkan peraturan mereka. "Kita harus bernegosiasi dengan negara lain untuk mendorong peraturan yang melarang perdagangan gading secara bertahap, " kata dia.
Mei lalu, Cina menghancurkan 662 kilogram gading dan ukirannya. Hal serupa dilakukan di Cina selatan dan Hong Kong tahun lalu.
Pada Desember 2014, sebuah laporan yang dirilis oleh Save the Elephants dan Aspinall Foundation menemukan bahwa harga grosir gading gajah meningkat tiga kali lipat hanya dalam empat tahun sejak 2010.
Pemotongan suplai gading untuk pasar Cina dianggap sebagai langkah penting untuk mengurangi merosotnya populasi gajah Afrika karena perburuan. Cina harus bertindak, tapi Afrika perlu memimpin penghentian perdagangan gading. Gedung Putih mengatakan bahwa Amerika dan Cina akan bekerja sama dengan negara lain dalam upaya yang komprehensif dalam memerangi perdagangan satwa liar.
Menurut survei yang digelar oleh WildAid, African Wildlife Foundation, dan Save The Elephants, Maret lalu, dukungan terhadap pelarangan perdagangan gading di Cina cukup tinggi. Hasil survei di Beijing, Shanghai, dan Guangzhou menunjukkan dukungan agar pemerintah memberlakukan larangan penjualan gading. Survei juga menemukan bahwa kesadaran bahayanya perburuan gading meningkat sebesar 50 persen sejak 2012.
Langkah ini akan menyelamatkan kehidupan ribuan gajah yang kerap dibunuh secara brutal setiap tahun untuk diambil gadingnya. Diperkirakan sekitar 35 ribu gajah dibunuh setiap tahun atau satu gajah dibunuh setiap 15 menit untuk perdagangan gading.
"Xi telah menyampaikan kemenangan luar biasa dalam pertempuran menyelamatkan gajah," kata CEO International Fund for Animal Welfare (IFAW), Azzedine Downes. Mengingat Cina merupakan pasar terbesar gading legal dan ilegal, larangan ini akan menyelamatkan puluhan ribu gajah.
Menurut International Fund for Animal Welfare, larangan perdagangan Cina itu mengikuti pengumuman Obama yang akan menerbitkan peraturan baru ihwal gading gajah. Peraturan baru itu telah menurunkan secara besar-besaran perdagangan gading di Amerika.
Regulasi ini masih terbuka untuk komentar publik sampai pekan ini. Salah satu isinya, peraturan ihwal larangan menjual berbagai bentuk gading lintas negara serta membatasi impor dan ekspor. "Peraturan baru Amerika itu merupakan langkah baik untuk menutup celah yang memungkinkan perdagangan gelap dari bagian gajah untuk terus-menerus dilakukan," kata Downes.
International Fund for Animal Welfare telah lama menggelar kampanye tentang pembunuhan gajah untuk diambil gadingnya di Cina. Rupanya, kampanye ini efektif mengubah sikap konsumen dan perilakunya sehingga keinginan untuk membeli gading menurun.
GUARDIAN | INDIA TIMES | AHMAD NURHASIM