TEMPO.CO, Tasikmalaya -Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat melaksanakan pelatihan pengadaan barang kepada 351 kepala desa di Pendopo Baru Tasikmalaya, Rabu 9 September 2015. Pelatihan ini mengingat banyaknya dana desa yang disalurkan kepada pihak desa.
Setiap desa di Kabupaten Tasikmalaya, menerima dua dana dari pemerintah. Dana tersebut yakni Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD Kabupaten Tasikmalaya, dan Dana Desa yang sumbernya dari APBN.
"Pemkab Tasikmalaya sudah lebih dulu mengalokasikan dana untuk desa yaitu lewat (program) Gerbang Desa," kata Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum saat pemberian latihan pengadaan barang kepada kepala desa di Pendopo Baru Tasikmalaya, Rabu 9 September 2015.
Menurut Uu, kepala desa di Tasikmalaya sudah tidak asing lagi dalam menerima dana dan membuat laporan pertanggungjawaban atau SPJ. Namun, karena dana yang diterima desa semakin banyak, pemkab mengantisipasi dengan pelatihan kepada kepala desa. "Latihan administrasi sudah dilaksanakan. Sekarang latihan tentang pengadaan barang," kata dia.
Latihan seperti ini dilakukan karena dengan banyaknya uang yang datang ke desa tidak menutup kemungkinan di desa ada lelang dan penunjukkan seperti halnya di kantor dinas. "Oleh karena itu harus dibekali jangan sampai anugerah jadi musibah. Anugerah dapat duit banyak, musibah di penegak hukum (jika disalahgunakan). Kami antisipasi seperti itu," jelasnya.
Menurut Uu, Dana Desa dari APBN yang sudah turun sebanyak 40 persen dari total Rp 103 miliar. Jika SPJ 40 persen tersebut sudah selesai, akan diturunkan lagi dana desa sebesar 40 persen, kemudian 20 persen lagi.
Uu menyampaikan, sampai hari ini Kabupaten Tasikmalaya sudah hampir mendekati amanat Undang-Undang dalam hal alokasi dana yang disampaikan ke desa. "Sudah sebanyak 8,5 persen dari APBD. Tuntutan Undang-undang 10 persen. Sudah mendekati amanat Undang-undang," ucapnya.
Dalam mengelola Dana Desa, setiap desa diwajibkan mengumumkan pemakaian dana di website resmi. Pemerintah pun sudah memberikan laptop kepada semua desa. "Kami sudah memberikan laptop kepada kepala desa dan memberi pelatihan komputerisasi," katanya.
Disinggung ikhwal sinyal telekomunikasi yang belum menjangkau seluruh desa di Tasikmalaya, Uu mengakui hal tersebut menjadi kendala. Kata dia, ada sekitar 10 persen dari total 351 desa belum terjangkau sinyal telekomunikasi.
"Makanya kami gelar MoU dengan Telkomsel. Saya meminta Telkomsel membangun BTS di desa yang belum ada sinyal telekomunikasi," jelasnya.
Kepala Desa Serang, Kecamatan Salawu, Agus Mutaqin mengatakan, desanya sudah memiliki website. Namun, pihaknya kesulitan dalam membuka internet. "Tidak ada sinyal, kami sudah gonta-ganti kartu agar internet terjangkau," katanya usai pelatihan.
Agus mengatakan, pihaknya akan mencoba memasang Speedy agar desanya terjangkau internet. "Speedy bayarnya Rp 300 ribu per bulan. Semoga bisa ada internet," harapnya.
Desa Serang, kata Agus, sudah memiliki petugas IT. Petugas itu yang nantinya mengelola website. "IT insya Allah sudah mahir," katanya.
CANDRA NUGRAHA