TEMPO.CO, Yogyakarta - Seluruh rembeten api yang sempat membakar lahan di Gunung Merbabu sejak Rabu, 19 Agustus 2015, akhirnya berhasil dipadamkan petugas dan warga pada Minggu sore, 23 Agustus 2015.
“Dari pantauan di lapangan, kami perkiraan luasan lahan terbakar kali ini sekitar 60 hektare,” ujar Koordinator Perlindungan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Kurnia Adi Wirawan atau Wawan, kepada Tempo, Senin, 24 Agustus 2015.
Wawan menuturkan, dari patroli dan penyusuran di sejumlah desa yang terbagi di tiga kabupaten di Jawa Tengah pada Senin, 24 Agustus 2015, petugas sudah tak lagi menemukan rembetan maupun titik api baru.
Pengecekan jumlah pasti lahan terbakar sendiri baru akan dilakukan dalam kegiatan penanganan pascakebakaran akhir pekan. Taman Nasional Gunung Merbabu akan menggunakan perangkat yang didukung teknologi Global Positioning System (GPS) untuk memastikan area lahan yang terbakar.
Dari luasan lahan terbakar itu, ujar Wawan, wilayah yang paling terkena dampak dari tiga kabupaten yang melingkari Gunung Merbabu (Magelang, Semarang, Boyolali) yakni di Kabupaten Magelang. “Untuk Magelang yang terkena dampak mungkin separo lebih dari perkiraan awal luasan lahan terbakar,” ujar Wawan.
Berdasarkan data yang dihimpun Taman Nasional Gunung Merbabu, setidaknya ada di sebelas desa terkena rembetan api. Di Kabupaten Magelang misalnya, desa-desa di tiga kecamatan terdampak mulai kecamatan Sawangan, Ngablak, dan Pakis total ada sekitar tujuh desa seperti Wulungggunung, Banyuroto, juga Kenalan.
Sedangkan di Kabupaten Semarang, area yang terdampak di Kecamatan Getasan meliputi dua desa seperti Batur dan Kopeng. Sedangan di Kabupaten Boyolali wilayah yang terdampak di Kecamatan Selo, meliputi Desa Lencoh dan Selo.
Wawan menuturkan, dengan perkiraan awal lahan yang terbakar di Gunung Merbabu tahun ini, lebih rendah dibanding luasan yang terbakar tahun lalu yang mencapai total 151,98 hektare. Sementara pada 2013, luasan lahan terbakar ada 28,032 hektare.
Meskipun api sudah berhasil dipadamkan, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu memastikan jalur pendakian untuk sepekan ke depan masih akan ditutup untuk umum. Menurut catatan Balai, peringatan 17 Agustus lalu, pendaki di Merbabu sempat tembus 3.000 orang.
Ketua Harian Search and Rescue DIY Ferry Ardiyanto menuturkan, saat kejadian kebakaran Merbabu pekan lalu, pihaknya sempat menerima laporan ada tujuh orang pendaki asal Daerah Istimewa Yogyakarta yang terjebak. “Syukurlah semua pendaki sudah berhasil menyelamatkan diri sebelum api membesar, tak ada korban luka maupun jiwa akibat kebakaran itu,” ujar Ferry.
PRIBADI WICAKSONO