TEMPO.CO, Jakarta - Para calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini, Senin, 24 Agustus 2015 mulai menjalani wawancara yang dilakukan oleh Panitia Seleksi Pimpinan KPK. Salah seorang di antaranya, Ade Maman Suherman, masih sebatas menawarkan wacana.
Guru Besar Universitas Soedirman itu menawarkan pengetahuan dan pengalamannya di bidang hukum internasional untuk memperkuat komisi anti rasuah itu. Itu dikatakannya menjawab pertanyaan anggota panitia seleksi Betty Alisjahbana.
"Anda adalah guru besar di bidang hukum internasional, apa yang bisa Anda manfaatkan untuk KPK?" ujar Betty Alisjahbana.
Menurut Maman, saat ini kejahatan tindak pidana korupsi sudah bersifat transnasional. Itu sebabnya dia ingin membawa KPK bekerja sama dengan luar negeri serta terlibat dengan forum-forum internasional untuk mencegah korupsi.
Pria berusia 48 tahun itu mengatakan forum internasional yang dimaksud, misalnya Masyarakat Transparansi Internasional, Economy Crime Agency, hingga World Bank. “Kita bisa meneliti tentang best practice di lembaga-lembaga internasional, bagaimana membangun anti-corruption secara global."
Anggota Pansel Yenti Garnasih mencecar Maman karena tidak ada isu tindak pidana pencucian uang dalam makalah yang dibuat Maman dalam tahapan seleksi sebelumnya. Padahal, menurut Yenti, isu itu tidak terpisah dari penindakan korupsi.
Manan mengaku masalah tindak pidana pencucian uang tidak disinggung dalam makalahnya, meski diakuinya sangat penting. "Jujur tidak sekalipun saya cantumkan. Saya memahami ini sangat penting, ini akan men-trace aliran dana, trace aliran uang si pelaku. Ini berkaitan pula dengan konsep pemiskinan koruptor," ujar Maman.
Anggota Pansel Harkristuti Harkrisnowo kemudian bertanya tentang target kerja Maman dalam 30 hari pertama. Maman menjawab akan terlebih dahulu melakukan koordinasi di dalam KPK, seperti dengan para deputi guna mengetahui masalah yang ada di KPK.
Dia juga akan mnegidentifikasi masalah di KPK untuk dilakukan evaluasi guna mengetahui kelemahan dan kekuatan KPK. “Saya saya akan lakukan analisis SWOT: strength, weakness, opportunities, and threat. Ini yang pertama akan saya lakukan bila terpilih."
INDRI MAULIDAR