TEMPO.CO, Bandung - Tim pemantau dari jaringan aktivis di Kota Bandung mencatat kasus perploncoan pada masa orientasi siswa baru di berbagai sekolah. Tak hanya di sekolah negeri, perploncoan pun dilaporkan orang tua terjadi di sekolah swasta.
Forum Orang Tua Siswa Kota Bandung sedikitnya mencatat perploncoan di dua sekolah menengah atas negeri dan sebuah SMA swasta ternama di Bandung. Perploncoan itu berupa hukuman fisik terhadap siswa baru yang masih berseragam SMP oleh seniornya. "Dihukum push-up atau sit-up karena tidak menyelesaikan tugas orientasi," kata aktivis forum tersebut, Dwi Subawanto, Selasa, 28 Juli 2015.
MOS di SMP dan SMA berlangsung tiga hari pada awal tahun ajaran baru, yakni Senin-Rabu, 27-29 Juli 2015. Walau Dinas Pendidikan Kota Bandung dan sekolah melarang, pimpinan dan guru ada yang kecolongan. "Masih ada senior yang menyuruh bawa karton ke siswa baru. Panitia sudah diperingati," ucap Wakil Kepala SMAN 9 Bandung Iwan Hermawan.
Sementara itu, orang tua melaporkan perploncoan di sebuah SMA swasta ke pos pengaduan yang dibuka relawan pendidikan. Menurut Dwi Subawanto, orang tua itu tidak terima anaknya dibentak-bentak oleh senior. "Itu bisa jadi gugatan pidana, kekerasan terhadap anak," ujarnya.
Kini forum dan kelompok aktivis pendidikan lain masih mengumpulkan laporan dan temuan hasil pantauan perploncoan di SMP dan SMA di Bandung. Hasilnya nanti akan dilaporkan ke Inspektorat Kota Bandung. "Bukti berupa foto ada. Kami jamin kerahasiaan identitas pelapor," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengharamkan perploncoan. Ia pun menyatakan bakal memberi sanksi jika perploncoan masih terjadi. "Kami akan ganti kepala sekolahnya," katanya.
ANWAR SISWADI