TEMPO.CO , Makassar: Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat terus mengusut kematian Brigadir Irvanudin dan Pratu Aspin yang dianiaya sekelompok orang tidak dikenal di Kabupaten Gowa. Penyerangan terhadap anggota Polri dan TNI terjadi di dua lokasi dan waktu berbeda. Rentang waktu insiden berdarah itu hanya berselang 10 hari.
Hingga kini, paling tidak sudah 25 saksi yang dimintai keterangan dalam dua kasus penganiayaan yang menewaskan Irvanudin dan Aspin. "Kalau kasus kedua (pembunuhan Aspin) baru sekitar 10 saksi. Sedang, kasus pertama (pembunuhan Irvanudin) sudah banyak. Mungkin sudah lebih 25 saksi," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda, Komisaris Besar Khasril, Selasa, 14 Juli 2015.
Khusus kasus pembunuhan prajurit Kostrad, Khasril mengatakan para saksi yang diperiksanya juga diambil keterangannya oleh pihak TNI. Hal itu dilakukan lantaran pengusutan kasus dilakukan bersama melalui tim investigasi terpadu yang sudah dibentuk pimpinan kedua institusi tersebut. Dalam dua kasus itu, Kepolisian belum menetapkan satu pun tersangka.
Khasril mengatakan kedua perkara itu mendapat sorotan untuk dituntaskan. Karenanya, penanganannya diambil-alih dari Kepolisian Resor (Polres) Gowa. "Yang terakhir (kasus pembunuhan Aspin), itu kami tarik Senin lalu," tuturnya. Sebelumnya, kasus penganiayaan yang menewaskan Irvanudin juga ditarik pihaknya yang langsung membentuk tim khusus.
Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Inspektur Jenderal Anton Setiadji, menyatakan kedua kasus itu diusahakannya untuk segera diungkap. Kepolisian tidak akan pandang bulu dalam mengungkap kasus tersebut. Siapa pun pelakunya, kata Anton, akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
Dalam dua pekan, polisi dan tentara menjadi sasaran penyerangan sekelompok orang tak dikenal. Insiden pertama terjadi di pos polisi di bundara Samata, Kabupaten Gowa, Kamis, 2 Juli. Dalam insiden tragis itu, Brigadir Irvanudin tewas terbunuh dengan luka bacok pada sekujur tubuh. Dua rekannya, Brigadir Dua Usman dan Brigadir Mus Muliadi, berhasil selamat meski juga kena tikam.
Berselang 10 hari kemudian, penyerangan brutal kembali terjadi di Kabupaten Gowa, tepatnya di Lapangan Syekh Yusuf, Minggu, 12 Juli. Giliran anggota TNI dari Satuan Kostrad yang menjadi korban. Pratu Aspin dan Pratu Faturahman diserang secara membabi-buta. Aspin akhirnya tewas dengan luka tikam pada dada kiri. Adapun, Faturahman masih dirawat intensif.
TRI YARI KURNIAWAN