TEMPO.CO, Purwokerto - Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan memiliki fasilitas pengobatan talasemia terbesar di Indonesia. Peletakan batu pertama pembangunan gedung pusat talasemia dilakukan oleh Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kompleks Rumah Sakit Daerah (RSUD) Banyumas, Kamis, 25 Juni 2015.
Direktur RSUD Banyumas Siswanto mengatakan, pembangunan gedung pusat talasemia menghabiskan dana Rp 6,36 miliar yang berasal dari APBD Provisi Jawa Tengah. "Kami targetkan akhir tahun ini bisa selesai," katanya.
Baca Juga:
Saat ini RSUD Banyumas menjadi rujukan bagi penderita talasemia dari kabupaten di sekitarnya, padahal rumah sakit ini hanya mampu menampung 17 pasien talasemia per hari. “Dengan gedung baru dapat melayani 60 pasien per hari,” ujar Siswanto.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, saat paham betul keterbatasan RSUD Banyumas melayani pasien talasemia yang juga datang dari kabupaten di sekitar Banyumas. "Saya paham betul karena selaku Ketua Talasemia Banyumas betapa dibutuhkannya gedung yang representatif ini dan yakin akan membuat para penderita talasemia lebih bersemangat," katanya.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, penderita talasemia makin hari makin banyak. Di Indonesia tiap 6-10 penduduk membawa gen talasemia beta.
Talasemia merupakan jenis penyakit turunan berupa gangguan pembentukan hemoglobin yang memberikan gejala seperti anemia (kurang darah), pembesaran limpa, dan dahi membesar. Hingga kini belum ada obat untuk menyembuhkan secara total penyakit ini. Pengobatan paling optimal adalah lewat transfusi darah seumur hidup. Untuk menghindari terserang talasemia pada keturunan adalah menghindari kawin dengan pasangan yang berisiko talasemia.
ARIS ANDRIANTO