TEMPO.CO , Jambi: Ribuan ikan lele milik petani di Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, Jambi, sejak sebulan terakhir terserang penyakit Aeromonas. Akibatnya, petani setempat menderita kerugian puluhan juta rupiah.
M. Abu, petani lele di Desa Tangkit mengatakan, penyakit yang menyerang lele miliknya sudah terjadi sekitar sebulan terakhir. Penyakit tersebut diduga muncul lantaran perubahan cuaca. Akibatnya, suhu air berubah dan mengandung bakteri. "Penyakit ini menular dari lele yang satu ke lele yang lain," kata Abu, Senin, 25 Mei 2015.
Menurut Abu, penyakit itu pertama kali menyerang ikan lele yang siap panen. Akibatnya, petani mengalami gagal panen, karena lele tidak terjual. Kulit lele yang menderita aeromonas terkelupas, mirip penyakit panu atau kurap pada manusia, seperti berjamur. Lalu ikan pun mati.
Untuk sementara, kata dia, petani hanya bisa mengobati dengan cara tradisional. Mereka menaburkan cuka dan geram ke dalam kolam.
Walau sudah sebulan dilanda penyakit, belum ada satupun petugas dari instansi terkait yang turun untuk memeriksa ikan lele maupun kondisi air kolam petani.
"Awalnya saya masukkan ikan lele 3.000 ekor ke dalam kolam yang ada di belakang rumah saya, namun kini paling menyiksakan 500 ekor saja. Kami bingung belum ada petugas ke sini," ujar Amin petani lele lain di Desa Tangkit.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi, Saifuddin mengaku belum menerima laporan adanya ribuan lele yang terserang penyakit di Tangkit. "Nanti akan saya cek dahulu," kata Saifuddin.
SYAIPUL BAKHORI