TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyiapkan dana sekitar Rp 2,3 miliar untuk membantu pengungsi Rohingya di Aceh. Dana itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan sehari-hari para pengungsi.
"Misalnya selimut, pakaian, matras, dan tenda," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 25 Mei 2015.
Anggaran sebesar itu, ujar Khofifah, akan diambilkan dari dana bencana sosial. Saat ini, menurut Khofifah, Kementerian Sosial sudah menyiapkan tenda di beberapa daerah, seperti Aceh Timur, Aceh Utara, Langsa, serta Tamiang.
Khofifah menuturkan dana bantuan dari Indonesia hanya akan digunakan untuk para pengungsi Rohingya. Adapun imigran Bangladesh akan dikembalikan ke negaranya karena termasuk economic migrant. Indonesia juga sudah berkoordinasi dengan lembaga kepengungsian internasional atau IOM untuk masalah pemulangan ini.
Ratusan penduduk minoritas muslim Rohingya Myanmar dilaporkan telah dibunuh dan ratusan ribu lain mengungsi ke Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat, sejak 2012. Dari situ, mereka kemudian melarikan diri ke luar negeri untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Kebanyakan dari mereka ingin pergi ke negara-negara mayoritas muslim di Asia Tenggara. Pada Rabu, 20 Mei 2015, Malaysia dan Indonesia sepakat menampung mereka.
Rencananya, dari Aceh, para pengungsi Bangladesh akan dibawa ke Medan terlebih dahulu sebelum dipulangkan. Tiket pemulangan akan sepenuhnya ditanggung IOM. Rencananya, mereka akan dipulangkan tiga hari ke depan. "Jumlahnya sekitar 725 orang," ucapnya.
Khofifah berjanji, pemulangan pengungsi Bangladesh akan sesuai dengan rencana dan tepat waktu. Apalagi Kementerian dianggap sudah memiliki pengalaman mengurusi pengungsi dari Benjina beberapa waktu lalu. Namun, menurut dia, cepat atau tidaknya pemulangan pengungsi juga bergantung pada negara asal dalam melengkapi dokumen.
FAIZ NASHRILLAH