TEMPO.CO, Bangkalan - Identitas pemuda yang tewas dengan usus terburai di kompleks kos-kosan di Kampung Tengket, Kelurahan Mlajah, Kecamatan Kota, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada Ahad, 19 April 2015, akhirnya terungkap. "Korban berinisial SA, 36 tahun, profesinya pedagang," kata Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Windiyanto Pratomo, Senin, 20 April 2015.
Menurut Windiyanto, identitas korban terungkap setelah polisi menangkap tersangka pembunuhan berinisial HM, 45 tahun, pada Senin malam. Tersangka ditangkap di rumahnya di Kelurahan Pejagan.
Soal motif pembunuhan, polisi belum dapat memastikan. Namun, ujar Windiyanto, pelaku pembunuhan diduga lebih dari satu orang.
Pada Ahad siang, 19 April 2015, warga Kampung Tengket, Kelurahan Mlajah, gempar dengan tewasnya seorang tamu salah satu tempat kos-kosan di kampung itu. Pemuda itu tewas dengan kondisi mengenaskan, ususnya terburai, leher terluka parah, dan lengan kirinya nyaris putus. Kuat dugaan, pemuda itu tewas karena perkara perselingkuhan dengan istri pelaku.
Menurut informasi yang dihimpun Tempo, pembunuhan ini diduga berawal pada Jumat, 16 April 2015. Saat itu seorang wanita yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar Ki Lemah Duwur Kota Bangkalan hendak menyewa kamar kos di Gang V Kampung Tengket milik Misjewi.
Misjewi yang tengah merantau ke Malaysia menyerahkan pengelolaan kos-kosannya itu kepada keponakannya, Junaidi. "Saya belum sempat tanya siapa nama perempuan itu," kata Junaidi.
Setelah kamar kosnya cocok, Ahad pagi, 18 April 2015, si wanita datang lagi dengan membawa beberapa barang dan pakaian. Menurut Junaidi, wanita tersebut kenal baik dengan temannya, Musa. Rumah Musa tepat di samping tempat kos yang disewa wanita tersebut.
Entah bagaimana awalnya, saat wanita pedagang itu melihat-lihat tempat kos, keributan terjadi di jalan masuk ke tempat kos. Satu orang tersungkur dengan luka parah di sekujur badan. Setelah membunuh, tersangka diduga sempat masuk ke tempat kos si wanita. Dugaan ini muncul karena ditemukan ceceran tetesan darah dari ujung jalan hingga ke kamar kos. Saat itulah, seorang teman menelepon Junaidi yang tengah bekerja membangun rumah di Desa Martajesah dan mengabarkan ada pembunuhan di rumah kos yang dikelolanya. "Hanya itu yang saya tahu," tutur Junaidi.
MUSTHOFA BISRI