Meski pintu sudah digedor, Tari tak juga keluar. Rudi membuka sandalnya. Ia memutuskan masuk ke rumah Tari yang sepi dan tidak terkunci. Rudi naik ke lantai dua, tempat kamar utama. Aksinya kepergok Tari yang saat itu hanya memakai penutup dada. Mendapati orang asing yang menyelundup ke rumahnya, Tari kaget dan berteriak-teriak. Ia memaki-maki dan menampar muka Rudi.
Rudi mengaku spontan balas menampar, tapi mengenai leher Tari, yang ketika itu hanya berkembankan selimut. “Saya langsung spontan balas memukul. Dia makin tambah berteriak," ucap Rudi. Mereka bertengkar. Tari mendorong Rudi. Hal ini makin membuat Rudi makin naik pitam. "Lalu saya pukul dia dengan balok kayu dari anak tangga yang pakunya sudah lepas.”
Tari berusaha lari masuk lagi ke kamarnya, namun usaha tersebut gagal. Rudi kembali memukuli janda beranak satu itu. Tari berusaha keluar kamar, dia mendorong tubuh Rudi. Mereka lantas jatuh berdua ke lantai satu. Tubuh Tari menimpa Rudi. Taka mau kalah Rudi kemudian mendorong tari hingga jatuh. Pukulan pun kembali dilayangkan ke kepala Tari. Tari jatuh tertelungkup.
"Saya geser badannya ke arah belakang sofa. Saya ambil tirai, lalu besinya saya tusukkan ke punggungnya. Kain tirai saya jeratkan ke lehernya," kata Rudi. Hal itu dilakukan Rudi agar Tari tak lagi melawan. Untuk memastikan tak ada perlawanan, Rudi melilitkan lakban, yang ia temukan dekat tangga, ke mulut Tari. Tangan Tari diikat dengan ikat pinggangnya.
Lalu Rudi membongkar kamar demi kamar. Ia menemukan uang tunai Rp 1 juta dalam pecahan seratus ribu. Sebuah tas bergambar Hello Kitty dan sebuah laptop pun diambilnya. Rudi juga mengambil dua telepon genggam milik Tari. Rudi memakai baju kaos dan celana panjang milik Tari yang dia pakai untuk menutupi celana dan bajunya yang ternoda percikan darah.
Rudi meninggalkan rumah Tari sekitar pukul 14.00 WIB lebih. Dia melarikan diri dengan Yamaha Mio milik Tari ke arah Desa Kuala Dua, Kubu Raya, masih di sekitar Pontianak. Begitu pula dengan jaket ungu dan helm milik korban. "Pakaian saya yang terkena darah saya buang ke Sungai Kapuas, begitu juga dengan helm pink milik korban," kata Rudi.
Dalam pelariannya, Rudi beberapa kali membeli nomor baru. Rudi juga menjual uang dan laptop di sepanjang perjalanan saat melarikan diri. Setelah sempat buron selama 12 hari, aparat gabungan Polda Kalimantan Barat menyergap Rudi di skeitar hutan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ketika dicokok, Rudi ternyata sudah membeli tiket di Pelabuhan Kumai, untuk kabur ke Pulau Jawa.
ASEANTY PAHLEVI | BC