TEMPO.CO, Bandung - Politikus Partai Golkar, Popong Otje Djundjunan, memberi pesan kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil terkait dengan peringatan perhelatan Konferensi Asia Afrika ke-60 pada 24 April mendatang. Menurut dia, Ridwan mesti banyak memasukkan nilai kebudayaan Indonesia dalam rangkaian peringatan itu.
"Wali Kota harus mampu menunjukkan jati diri suku Sunda, suku Jawa, misalnya, melalui pakaian dan bahasa," katanya saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Bandung, Kamis, 12 Maret 2015.
Sebab, menurut Popong, pada 1955, KAA dicetuskan dengan tujuan melawan kolonialisme yang dialami negara-negara di Asia dan Afrika. Sedangkan saat ini penjajahan masih dialami negara-negara itu. "Memang penjajahan secara fisik sudah berakhir, tapi penjajahan secara ekonomi, budaya, dan politik masih berlangsung," ujar istri Wali Kota Bandung periode 1951-1956, Otje Djundjunan, ini.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebelumnya mengatakan sudah menyiapkan oleh-oleh untuk 109 kepala negara yang akan mengunjungi Bandung dalam rangka peringatan Konferensi Asia Afrika ini. Cendera mata itu, kata dia, diberikan agar mereka mengenal Indonesia lebih dalam.
"Kami sudah siapkan cendera mata berupa batu akik dengan dua ukuran," kata Ridwan, kemarin. Dia menilai batu akik merupakan perhiasan khas Indonesia. Selain berencana memberikan batu akik, ia menyiapkan makanan khas Bandung, tawaran perjalanan wisata, pakaian adat Bandung, dan ikat kepala khas Bandung bagi para kepala negara itu. Dia juga akan memberikan brosur-brosur berisi tawaran investasi bagi mereka.
Peringatan 60 tahun usia KAA akan diselenggarakan selama dua pekan di Bandung. Tapi para kepala negara di Asia dan Afrika hanya diundang untuk dua hari. Pada hari pertama, para kepala negara akan melangsungkan diskusi bersama Presiden Joko Widodo di Jakarta. Kemudian mereka akan menghadiri puncak acara, pada 24 April 2015, di Bandung.
PERSIANA GALIH