TEMPO.CO, KONAWE--Ardian (bukan nama sebenarnya), 17 tahun, terbaring lemah di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah Sulawesi Tenggara, kemarin. Napasnya pelan. Selang infus terpasang di tangan kanannya. Siswa sebuah sekolah menengah atas di Kabupaten Konawe Selatan ini menjalani perawatan setelah menenggak racun serangga, Senin lalu.
"Maaf, kak, saya tidak bisa banyak bicara, dengan mamaku saja," kata Ardian dengan nada pelan kepada Tempo, kemarin siang . Sang ibu, Nurma (juga bukan nama sebenarnya), 47 tahun, yang mendampingi, mengaku tidak menyangka anaknya akan berbuat nekat. “Mungkin malu kepada temannya karena belum membayar iuran kebersihan Rp 10 ribu," ujarnya.
Nurma mengakui kondisinya pas-pasan. Nurma hanya berprofesi sebagai buruh kebun merica dan nilam dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari. Padahal, dia menuturkan, tidak setiap hari ada pekerjaan. Sementara itu, suaminya bekerja menjadi TKI di Malaysia sejak tujuh bulan lalu. Sang suami baru mengirim uang tiga kali dan hanya cukup untuk makan. Apalagi Nurma masih memiliki dua putra yang harus dibiayai. "Saat dia minta uang, saya bilang belum ada uang. Besok saja," ujar Nurma.
Ia juga menduga anaknya mendapat tekanan dari gurunya sehingga berbuat nekat. Beberapa kali, dia mendapat teguran dari guru karena sering tak masuk sekolah. Sang ibu mengatakan putranya membolos karena terlalu capai, sehari sebelumnya ia ikut membantu bekerja di kebun. Apalagi jarak sekolah yang ditempuh mencapai 6 kilometer dengan berjalan kaki. "Salah satu guru mengancam akan mengeluarkannya," ujarnya.
Kata ibunya, Ardian adalah anak yang pintar dan berbakti. Salah satunya, dia mendapatkan beasiswa dari sekolah Rp 500 ribu per bulan. Kepala Bidang Madrasah Kementerian Agama Sulawesi Tenggara, Samsuri, mengatakan sekolah membantah adanya pungutan itu. Menurut Samsuri, kepala sekolah mengakui adanya teguran kepada Ardian karena telat mengikuti upacara bendera.
Dia sempat diminta tetap berada di luar sekolah sampai upacara selesai. Baru kemudian Ardian masuk kelas. "Beberapa saat kemudian, dia minta izin keluar. Setelah itu, siswa dan guru mendapati Ardian tersungkur dengan mulut berbusa," ujar Samsuri yang telah meminta keterangan sang kepala sekolah dan guru soal kasus itu.
ROSNIAWANTY FIKRI