TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merilis korban banjir di Gorontalo dan Gresik, Jawa Tinur. Terdapat tiga korban tewas untuk banjir di Gresik. “Korban jiwa tersebut akibat terseret banjir,” katanya, Sabtu 7 Februari 2015.
Banjir bandang yang melanda Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat 6 Februari 2015 pukul 17.30 WITA merendam tujuh desa yaitu desa Tolitehuyu, Monas, Juriati, Mokonow, Tudi , Pilohuata dan Monano. Tinggi air mencapai 50-150 cm. Sekitar 513 unit rumah dengan 2.208 jiwa terendam banjir, dan enam rumah di diantaranya rusak berat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo Utara bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, SAR, relawan dan masyarakat sejak kemarin melakukan evakuasi. Dapur umum didirikan di Kantor Kec. Monano. Tidak ada korban akibat banjir bandang ini.
Adapun banjir Kali Lamong Gresik yang terjadi sehari sebelumnya Kamis 7 Februari 2015 pukul 01.00 WIB mengakibatkan tiga orang korban tewas, lima luka-luka. Mereka yang tewas adalah Heni Pratama Putra (15), Sutris (17), dan M Martoni (21). Sedangkan 5 orang luka masih dirawat di RSI Cahaya Giri, Kringkang, Menganti, Gresik.
Akibat meluapnya Kali Lamong telah merendam 29 desa di Kecamatan Benjeng, Kecamatan Cerme, dan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 1.245 rumah terendam dengan 1.520 Kepala Keluarga (KK atau 4.432 jiwa terdampak, 378 hektar sawah terendam dan kerugian materi lain. Saat ini sebagian daerah masih banjir dengan ketinggian air 30- 60 cm.
Saat banjir, delapan orang melalui jalan pintas yaitu pematang sawah yang terendam banjir. Saat di pematang sawah ada seorang terpeleset, yang lain akan menolong tapi ikut terjebur. Lima orang yang berhasil menyelamatkan diri, sementara tiga lainnya tenggelam terseret banjir yang kemudian ditemukan dalam kondisi tewas.
SUPRIYANTHO KHAFID