TEMPO.CO, Bangkalan - Sebanyak 242 dukun beranak dari 18 Kecamatan se-Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mendapat pelatihan persalinan dari Dinas Kesehatan Bangkalan, Kamis, 5 Februari 2015. Pelatihan diberikan untuk menekan angka kematian ibu melahirkan karena terjangkit penyakit tetanus.
Data Dinas Kesehatan Bangkalan menyebutkan jumlah dukun beranak di Bangkalan sebanyak 396 orang. Dari jumlah tersebut, baru 242 dukun yang mendapat pelatihan. "Sisanya bertahap untuk dapat pelatihan," kata Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan Nur Aida Rahmawaty, Kamis, 5 Februari 2015.
Baca Juga:
Tidak disebutkan jumlah angka kematian ibu melahirkan akibat melakukan persalinan kehamilan pada dukun di Bangkalan. Namun, Aida mengatakan, rata-rata kematian ibu yang proses persalinannya dibantu dukun disebabkan terjangkit penyakit tetanus.
"Ini menandakan persalinan pada dukun itu kurang steril," ujarnya sambil menambahkan bahwa pelatihan yang diberikan menekankan pada sterilisasi pada pasien setelah melahirkan.
Halimatus Sa'diyah, warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah, mengatakan banyak warga di desanya menggunakan jasa dukun untuk melahirkan bayinya. "Padahal biayanya sama, di dukun atau di bidan, yakni Rp 250 ribu untuk persalinan normal," dia mengungkapkan.
Hanya, kata dia, pelayanan dukun dianggap lebih baik daripada bidan. Contohnya, dukun beranak memberi “paket” pemantauan dan memandikan bayi hingga usianya 40 hari. "Kalau bidan, kan, kurang dipantau, paling hanya dipantau untuk imunisasi," katanya.
MUSTHOFA BISRI