TEMPO.CO, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) membongkar sindikat peredaran narkoba jenis sabu yang dikendalikan dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan. "Bosnya adalah Sylvester Obiekwe Nwolise alias Mustopa," kata Kepala BNN Komisaris Jenderal Anang Iskandar di kantornya, Jumat, 30 Januari 2015.
Anang menjelaskan Mustopa yang merupakan warga negara Nigeria telah divonis mati oleh Pengadilan Negeri Tangerang pada 11 September 2004. Kala itu, dia tertangkap membawa 1,2 kilogram heroin yang dikemas dalam bentuk kapsul berjumlah sepuluh butir. "Upaya peninjauan kembali yang diajukan Mustopa ditolak pada 9 September 2012," ujarnya. (Baca: Pelajar SMK Bangkalan Pesta Sabu di Tempat Biliar)
BNN, Anang menambahkan, menyita 7,6 kilogram sabu senilai Rp 15,5 miliar dari jaringan yang dikendalikan Mustopa. Sabu itu disita dari kurir yang bernama Agus Ervianti alias Devi, 36 tahun, di pelataran parkir hotel di sekitar Gunung Sahari, Jakarta Pusat. "Devi dijanjikan upah Rp 1 juta," dia menambahkan. (Baca: Panci Kok Dijual ke Anak Muda, Oh, Ternyata Isi Sabu)
Anang mengatakan sabu itu berasal dari Guangzhou, Cina. Narkotik itu dikemas dalam 56 bungkus plastik hitam berbentuk lonjong untuk mengelabui pemindai di bandara. Anang memastikan akan menyelidiki kemungkinan keterkaitan jaringan Mustopa dengan Wong Ching Ping, warga negara Hong Kong yang membawa 862 kilogram sabu dari Guangzhou, Cina. (Baca: Nyabu: Lurah Cantik Dirawat, Teman Lelakinya...)
Dia menambahkan, Mustopa terkesan tak kunjung jera kendati sudah divonis mati. Alasannya, warga negara Nigeria ini pernah mengendalikan bisnis narkoba dari balik penjara pada 2012 dan 2014. Kala itu, dia hendak menyelundupkan sabu seberat 2,4 kilogram dan 6 kilogram. Pada 2012, dia berniat memasukkan sabu dari Papua Nugini ke Indonesia. Sedangkan, pada 2014, sabu yang akan dikirimnya terbongkar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. (Baca juga: 35 Ormas Akan Amendemen UU Narkotika)
RAYMUNDUS RIKANG
Terpopuler
Terkuak, Siapa yang Menerbangkan Air Asia Maut
Ketemu Prabowo, 3 Tanda Jokowi Jauhi Jeratan Mega
Terungkap, 4 Fakta Sebelum AirAsia Jatuh
Gara-gara Ini, Akbar Tandjung Tinggalkan Ical