TEMPO.CO, Bojonegoro - Puluhan anggota bintara pembina desa (babinsa) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, diikutsertakan dalam pelatihan bercocok tanam. Mereka akan terlibat aktif menjadi penyuluh dan pendamping bagi para petani.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Ahmad Djupari, program ini dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani pihaknya dan Komando Distrik Militer Bojonegoro. “Nantinya, seluruh babinsa yang tersebar di 28 kecamatan di Bojonegoro akan berdampingan dengan petugas penyuluh lapangan Dinas Pertanian,” kata Ahmad kepada Tempo, Senin, 19 Januari 2015.
Ahmad mengatakan, di pinggiran Sungai Bengawan Solo, terdapat sejumlah lahan pertanian yang produktif. Produksi lahan tersebut bisa 6,5-7,5 ton per hektare. Masa tanam di lahan itu pun tidak tergantung pada musim karena air selalu tersedia.
Misalnya di beberapa desa di Kecamatan Kalitidu. Juga di Kecamatan Gayam, Kanor, Trucuk, Malo, Purwosari, Kasiman, dan Padangan. Lahan daerah-daerah tersebut, kata Ahmad, akan lebih produktif jika dikelola dengan baik dan penyuluh petani di sana aktif.
Dalam program kerja sama ini, para babinsa akan mendampingi penyuluh pertanian. Mereka akan mengajari petani bagaimana menakar pupuk sesuai dengan luas lahan dan membasmi hama serta menjelaskan jenis-jenis penyakit tanaman pertanian. Namun, sebelumnya, mereka akan dilatih dengan serius oleh ahli pertanian di Malang. “Ya, kita latih secara profesional,” kata Ahmad.
Komandan Kodim Bojonegoro Letnan Kolonel Sjahrir Rijadi mengatakan program tersebut resmi berasal dari pemerintah. Acuannya yaitu program Indonesia menuju swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Kebetulan, kata Sjharir, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengajak kerja sama pihaknya dengan melibatkan anggotanya untuk membantu di sektor pertanian. “Ya, kita sambut dengan terbuka,” ujarnya kepada Tempo, Ahad malam, 18 Januari 2015.
Luas lahan pertanian di Bojonegoro sekitar 97 ribu hektare dan tersebar di 28 kecamatan. Sedangkan produksinya sekitar 800 ribu ton per tahun dan ditargetkan pada 2015 ini mencapai 1 juta ton. Bojonegoro, yang memiliki slogan "Lumbung Pangan dan Energi", memfokuskan ketahanan ekonomi tidak hanya di sektor minyak dan gas bumi, tapi juga pertanian.
SUJATMIKO
Berita lain:
Jaksa Agung: Eksekusi Mati Tak Sesuai Rencana
Tertimpa Pramugari, Perawat Tuntut Air Asia
Yusril Kritik Cara Jokowi Berhentikan Sutarman