TEMPO.CO, Sidoarjo - Hujan lebat yang melanda wilayah Sidoarjo menyebabkan tanggul lumpur Lapindo di Titik 73 B Desa Kedungbendo kembali jebol pada Rabu, 17 Desember 2014. Lumpur pun meluber ke permukiman warga di Desa Gempolsari atau sisi timur tanggul yang jebol tersebut.
Perumahan warga terendam air bercampur lumpur setinggi lutut. "Setelah hujan deras, tanggul Titik 73 B jebol lagi sekitar pukul 14.30," kata juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dwinanto Hesty Prasetyo, saat mengecek kondisi tanggul. (Baca berita terdahulu: Tanggul Lumpur Lapindo di Kedungbendo Jebol)
Tanggul Titik 73 B yang jebol hari ini tak jauh dari bagian tanggul yang juga jebol pada 30 November 2014. Panjang tanggul yang jebol 4-5 meter, dan terdapat lubang di tengah alirannya. "Tanggul ini jebol lagi karena volume air di kolam penampungan lumpur terlalu banyak, sehingga mencari titik lemah, lalu meluber dan jebol," kata Dwinanto.
Menurut Dwinanto, kegiatan pengerukan dan pembuangan air lumpur sebenarnya terus dilakukan agar debit kolam penampungan tidak makin tertekan. Namun karena volume lumpur makin banyak, ditambah hujan, tanggul itu jebol lagi. "Air dari pusat semburan ditambah air hujan itu mengalir ke utara, menjebol tanggul dan menggenangi permukiman," katanya. (Baca: Tiga Tanggul Lapindo Rawan Jebol).
Sulastri, salah satu korban lumpur Lapindo yang baru pulang dari pengungsian, mengatakan rumahnya sudah tergenang setinggi lutut lagi, sehingga tidak bisa dia tempati untuk beristirahat malam ini.
Pada Selasa malam, warga Gempolsari yang enggan pindah dari kampungnya dievakuasi karena lumpur meluap ke permukiman. Namun pada Rabu siang mereka balik lagi ke rumah masing-masing karena ada yang harus bekerja. (Simak pula: Tanggul Lapindo Jebol, Dua Desa Terancam Tergenang)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita Terpopuler:
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar
Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah
Beda Cara Jokowi dan SBY Meredam Rupiah Jeblok
KPK Geledah Kemenhut, Pegawai Malah Tidur